Quantcast
Channel: SWA.co.id – Berita bisnis terkini, Diaspora Indonesia, Business Champions, dilengkapi dengan strategi dan praktek bisnis, manajemen, pemasaran, entrepreneur, teknologi informasi, keuangan, investasi, GCG, CSR, profil dan gaya hidup eksekutif.
Viewing all 466 articles
Browse latest View live

Omar D.Hasan, Jeli Memangkas Biaya Operasional

$
0
0

Kiprah Omar Danni Hasan sebagai Direktur Operasional di PT Nusantara Infrastructure Tbk, tidak terkait dengan latar belakang pendidikannya. Danni Hasan menggeluti ilmu kimia di jurusan Teknik Kimia di Adamson University, Filipina pada 1986. Setelah lulus, ia meneruskan pendidikan pasca sarjana bidangan Manajemen Industri di universitas yang sama pada 1988. Ia kembali ke Indonesia tak lama setelah merampungkan kuliahnya.

Sejumlah perusahaan multinasional merekrut talenta sebagai . Sebut saja Akzo Coating Indonesia dan Asamera Oil (Indonesia) di tahun 1980-1990. “Saya memang lulusan teknik kimia dan manajemen industri. Setelah lulus, saya bekerja di consumer goods dan perusahan minyak,” ucap Danni Hasan saat dihubungi SWAonline di Jakarta, Senin (9/11/2015).

Omar Danni Hasan, Direktur Operasional PT Infrastructure Tbk. (Foto : Istimewa)

Omar Danni Hasan, Direktur Operasional PT Infrastructure Tbk. (Foto : Istimewa)

Dia terus mengembangkan karirnya di berbagai perusahaan. “Tahun 1990, saya bekerja di salah perusahaan sekuritas. Mulai saat itu saya mengenal dunia finansial,” katanya tanpa merinci nama perusahaanya tersebut. Dia mempelejari seluk beluk keuangan hingga lima tahun ke depan. Baginya, pengalaman di perusahaan sekuritas merupakan tonggak awal dirinya menyelami dunia keuangan. Sistem keuangan yang efisien nan efektif semakin diresapinya. Sistem keuangan yang efektif bisa menekan biaya operasional, namun mampu memberikan hasil yang maksimal. “Tentunya prinsip berbisnis adalah meraih pendapatan dan sistem keuangan yang efisien adalah menekan biaya-biaya di titik-titik tertentu,” ungkapnya.

Perjalanan karirnya berlanjut di PT Centris Multi Pratama sejak 1995-2001. Dia dipercaya sebagai Direktur Keuangan. Tugasnya menyusun serta melaksanakan strategi keuangan Centris Multi Pratama beserta anak perusahaannya. Dia juga mengembangkan perencanaan anggaran perusahaan serta menjalin komunikasi dengan investor. Prestasinya apik sehingga karirnya melonjak lantaran. Puncaknya dia didaulat sebagai Presdir Centris Multi Pratama selama periode 2001 – 2007.

Setelah itu, Danni Hasan bergeser ke perusahaan lainnya yaitu Nusantara Infrastructure. Direktur Pengembangan Bisnis adalah jabatan yang diembannya sewaktu pertamakali berlabuh di Nusantara Infrastructure. Tanggung jawabnya terkait dengan ekspansi, merger dan akuisisi perusahaan. Nusantara Infrastructure berdiri pada 2006. Bisnis perseroan awalnya membangun jalan tol. Potofolio perusahaan bertambah gemuk karena kini menggarap pelabuhan, energi, air bersih dan menara telekomunikasi. Kini, jabatannya Danni Hasan menjadi Direktur Operasional Nusantara Infrastructure. Ia menuturkan dirinya melakukan efisiensi di berbagai unit bisnis. “Sinergi bisnis antara anak perusahaan pun dilakukan agar bisa meminimalisir biaya operasional,” katanya.

Di tahun 2014, Nusantara Infrastucture memperkuat portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi bisnis baru yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi. PT Komet Infra Nusantara adalah anak perusahaan terbaru Nusantara Infrastructure yang mendorong pertumbuhan bisnis induk perusahaanya di segmen bisnis menara telekomunikasi. “Kuncinya adalah efisiensi dan bersinergi yang bisa diterapkan, saya mampu menemukan titik-titik efisiensi yang bisa memberikan hasil optimal,” tuturnya.

Berbicara hal itu, Danni Hasan mengemukakan kepekaan dirinya mampu bertindak efisien adalah hasil dari proses dan pengalaman profesionalnya selama ini. “Saya harus berpikir strategis dan menjanlankan Program Perbaikan Berkesinambungan di perusahaan,” tandasnya.

Taktiknya itu menuai hasil. Sejak tahun 2011-2014 laba usaha perusahaannya menunjukan grafik peningkatan. Nilainya pada 2011 sebesar Rp 88 miliar. Jumlahnya kian membengkak karena laba usaha tahun lalu mencapai Rp 202 miliar. Ia dituntut kreatif memberikan solusi finansial demi mendongkrak laju bisnis perusahaannya. Bisa dikatakan Danni Hasan menjadi motor penggerak bisnis Nusantara Infrastructure, utamanya soal investasi di sektor infrastruktur, seperti menara telekomunikasi, pelabuhan, dan energi terbarukan.

Untuk tahun 2014, perseroan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 152,22 miliar, meningkat 88,71% dibandingkan pencapaian tahun 2013 sebesar Rp 80,65 miliar. Peningkatan laba tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan hingga 21,71% dari Rp 425,88 miliar pada 2013 menjadi Rp 518,37 miliar pada tahun sebelumnya.

Efisiensi Nusantara Infrastructure berdampak positif karena bisa meningkatkan marjin labanya. Kinerja perseroan masih apik, kendati pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III tahun ini masih melambat di 4,73%. Ini tercermin dari laba bersih di kuartal III tahun ini yang naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 134,73 miliar. Kenaikan laba bersih perseroan didorong bisnis perusahaan yang terus tumbuh konsisten, khususnya di sektor pengelolaan jalan tol. Selain efisiensi, kontribusi anak-anak usaha perseroan juga meningkat. Selain, Komet Infra Nusantara, perseroan juga memiliki PT Margautama Nusantara yang menggarap bisnis jalan tol. (***)

The post Omar D.Hasan, Jeli Memangkas Biaya Operasional appeared first on Majalah SWA Online.


Si Cantik di Balik Berrykitchen

$
0
0

Cynthia Tenggara dikenal sebagai, founder dan CEO Berrykitchen, sebuah startup yang bergerak di bidang katering makanan. Konsep yang ditawarkan membuat bisnisnya bertumbuh cepat,  lihat saja kini sekitar 1500 kotak makan siang dikirim setiap harinya.

Bagaimana wanita muda ini memulai dan membangun bisnisnya? Berikut kutipan wawancara reporter SWA online, Arie Liliyah dengan Cynthia yang ditemui disela acara TechinAsia 2015 di Jakarta :

Berrykitchen

 

Apa yang melatarbelakangi Anda membangun bisnis ini ?

Awalnya saya setiap kali makan siang di kantor kan dapat jatah makan, tetapi menunya sering kurang menarik, lalu saya juga tidak bisa memilih atau menukar menu. Akhirnya saya coba cari lewat internet, adakah catering makan siang yang bisa melayani satu orang, menunya boleh milih, dan didelivery, ternyata sangat sedikit sekali tetapi mereka maunya ada batas minimum ordernya.

Dari situ, saya jadi tahu ternyata catering yang bisa melayani makan siang perorangan di kantor tuh belum ada di Jakarta dan sekitarnya. Akhirnya muncullah ide bikin catering online yang.

Ketika mulai bikin konsep bisnis dan jalan, apakah semuanya dilakukan sendiri atau ada yang membantu?

Saya melakukannya semua sendiri, tetapi saya memang dibantu dua penasehat. Mereka sudah senior di bisnis catering. Jadi mereka membantu mengelola ide bisnis ini, memberi masukan untuk saya.

Jadi sekarang Berrykitchen berjalan dengan konsep bisnis seperti apa ?

Sekarang kami berjalan dengan tiga layanan (service). Pertama, kami punya catering makan siang, di mana pelanggan kami bisa pilih dan memadupadankan menu sesuai selera masing-masing. Jadi mereka harus menjadi member kemudian bisa memesan setiap hari. Pemesanan dilakukan sehari sebelumnya, jadi kami akan siapkan bahan dan mengolahnya di hari-H, kemudian dikirimkan ke alamatnya.

Kemudian yang kedua, layanan ready to eat ini tersedia sepanjang hari, jadi orang boleh memesan baik untuk makan pagi, siang atau pun malam. Tetapi yang ini sudah dipaket seperti bento, jadi menunya tidak bisa dipilih.

Ketiga, ada ready to cook, ini adalah bahan-bahan mentah dilengkapi bumbu yang siap untuk dimasak. Jadi misalnya menu sup ayam, maka paketnya adalah daging ayam yang sudah dipotong-potong, sayuran juga sudah dipotong-potong serta bumbu dan panduan memasak. Nah, si pelanggan tinggal mengikuti panduannya. Semuanya dikirim dalam waktu 1 jam.

Khusus untuk yang ready to cook itu kan bahan mentah, bagaimana sistem kemasannya agar bahan-bahannya tida tidak rusak ?

Bahan-bahannya kami bungkus dalam kantung yang di vacuum, kemudian dibungkus lagi dalam kardus yang diisi dry ice.

Sekarang sudah berapa banyak member Berrykitchen ?

Sekarang kami mengirimkan 1500 boxes per hari

Di antara tiga layanan tadi, yang paling banyak peminatnya yang mana?

Catering yang paling banyak peminatnya

Berapa besar investasi awal memulai bisnis ini ?

Saya investasi awal sekitar Rp 150 juta itu digunakan untuk bangun dapur, peralatan dan bahan-bahan mentahnya.

Anda membangun bisnis catering, apakah Anda sendiri memang suka memasak ?

Sebenarnya tidak, saya bahkan tidak bisa masak. Saya passionnya adalah membangun bisnis, lalu berkreatifitas bikin segala konsep-konsepnya. Untuk urusan masak, saat ini Berrykitchen memakai chef profesional.

Menjalankan bisnis yang seperti ini apa saja tantangannya ?

Pertamakali mulai jalan, karena model catering seperti ini tergolong baru, belum pernah ada sebelumnya, maka saya dan tim marketing harus turun langsung ke lapangan mensosialisasikannya. Kami masuk ke gedung-gedung perkantoran, “mengenalkan diri” di sana.

Upaya ini cukup memakan biaya dan waktu. Karena kami harus datang ke setiap kantor atau event, bawa sample produk untuk dicoba sama mereka yang jadi target pasar kami. Kemudian setelah bisnis sudah jalan dan mulai tumbuh, tantangannya malah semakin bertambah, terutama mengatur operasional, memastikan suplai bahan baku sesuai standar, kemudian memantau keuangan. Semuanya semakin hari semakin bertambah besar skalanya, maka semakin besar tantangannya.

Kemudian peluangnya seperti apa ?

Peluangnya masih besar karena pemainnya belum banyak, bahkan yang sama persis konsepnya belum ada. Selain itu ini prospeknya bagus karena semakin hari penetrasi internet di Indonesia terus bertambah.

Layanannya masih sebatas Jakarta saja? Apakah ada rencana mengembangkan layanan ke luar kota?

Kami masih fokus di Jakarta, beberapa order dari luar kota sebenarnya sudah ada, tetapi kami menolak, karena kami belum punya solusi untuk mengirimkan makanan matang dan bahan mentah jarak jauh. Mudah-mudahan solusinya ada nantinya.

Apa rencana bisnis  dan target ke depan?

Rencana ke depan, karena sekarang kami hanya memiliki satu dapur, sedangkan orderan semakin bertambah, sehingga kami mau menambah 2 remote kitchen agar bisa cover seluruh area Jabodetabek. Targetnya pertengahan tahun depan 2 dapur itu sudah siap beroperasi. (EVA)

The post Si Cantik di Balik Berrykitchen appeared first on Majalah SWA Online.

Ariza dan Omset Triliunan Minyak Cap Lang

$
0
0

Menjadi market leader tidak selalu membuat pemilik brand puas. “Justru di situ tantangannya, untuk tetap mempertahankan posisi market leader,” ujar Ariza Mayang Sari, Senior Brand Manager PT Eagle Indo Pharma yang membawahi brand cap lang.

Menurut anak ke 3 dari 4 bersaudara ini, tantangan terbesar adalah jeli mencari opportunity. Sebagai pemimpin pasar, merek Cap Lang tetap dituntut untuk mendapatkan growth yang sepadan. Meskipun secara packaging belum ada perubahan yang pesat, namun sebenarnya banyak perubahan yang dilakukan. Salah satunya adalah marketing activity yang menggunakan cara yang lebih modern, mempertajam tujuan, memperbarui iklan, dan lain-lain.

ket foto : Ariza Mayang Sari

Ariza Mayang Sari

Bagi wanita lulusan Universitas Padjajaran jurusan Komunikasi, tahun 98 ini, dari survei yang dilakukan, sebanyak 8 dari 10 rumah tangga di Indonesia menggunakan minyak kayu putih Cap Lang. Anak-anak berusia 2 hingga 12 tahun tersebut diolesi minyak kayu putih oleh ibunya sehabis mandi pagi. Kegiatan regular ini membuat Cap Lang harus berpikir secara jeli, mana lagi peluang yang bisa mereka manfaatkan. Meskipun menjadi market leader, namun kue yang dibagi pun menjadi lebih tipis, mengingat menggiurkannya pasar minyak kayu putih ini.

Pemainnya pun muncul dari berbagai kalangan, seperti perusahaan nasional dan multinasional. Mau tak mau kegiatan visit ke konsumen, pasar, warung, dan mengelola media social menjadi suatu kewajiban. Selain itu riset internal seperti brand health checking, brand health tracking pun selalu dilakukan. “Kami perlu tahu konsumen itu maunya apa, need seperti apa dan apa yang mereka harapkan dari produk kami maupun kompetitor,” ujar wanita yang baru sama menikah di tahun 2015 ini.

Sejak awal ia selalu tertarik dengan manusia, bagaimana menjual, mendekati, dan menebak kemauan konsumen. Tak heran bila kariernya selalu berfokus pada kemanusiaan. Ia pernah bermimpi untuk memiliki karier di bidang sosial dan brand. Ia pernah bekerja di UNDP pada akhir tahun 2009 hingga 2011 awal. Ia bertugas untuk membantu human project di Padang, setelah daerah tersebut terkena gempa. Lalu, bergabung dengan branding consultant, agency, dan Heinz ABC, hingga akhirnya berlabuh ke PT Eagle Indo Pharma pada 3 tahun yang lalu. .

Wanita berdarah Padang ini merasa memiliki kesempatan untuk mempraktekan teori-teori ke dalam brand yang menaunginya saat ini. Menurutnya, setiap industri memiliki bermacam-macam konsumen, FMCG misalnya, memiliki tipe jenis konsumen yang cepat berubah. Berbeda dengan FMCG, brand Cap Lang sendiri dikategorikan sebagai consumer health care, di mana konsumen cenderung tidak terlalu cepat berubah. Namun meskipun stabil, konsumen sejatinya memiliki keunikan, dan kedinamisan yang membutuhkan banyak variabel.

Oleh karena itu, menurut wanita yang memegang brand minyak kayu putih kategori minyak telon ini, perusahaan harus menyiapkan variabel internal dan eksternal untuk mengetahui keinginan dan kebutuhkan konsumen mereka. Tantangan akan kembli muncul tatakala brand meluncurkan produk baru, yaitu bagaimana agar produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara luas,

Selain itu, dikeluarkan juga minyak kayu putih kategori minyak telon plus, yang meskipun terlambat dibandingkan pesaing, namun diklaimnya telah mampu mengejar market leader di kategori tersebut.

Omset triliunan kini sudah dicapai. Namun apa yang dimiliki tak membuatnya cepat puas, ia masih ingin mengejar ketertinggalan menjadi market leader di kategori minyak telon plus. Ia ingin agar brand yang dipegangnya menjadi pilihan pertama konsumen. Selain itu, ia juga memiliki mimpi untuk mengejar mimpinya kuliah ke luar negeri dengan beasiswa, namun ia mengaku masih kesulitan untuk membagi waktu antara bekerja dengan apply beasiswa. (EVA)

The post Ariza dan Omset Triliunan Minyak Cap Lang appeared first on Majalah SWA Online.

Panji Ingin Berkontribusi Melalui Kegiatan Sosial

$
0
0

Mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Padjajaran, Bandung ini sebenarnya telah diterima kuliah di Universitas Indonesia jurusan Hukum dan Institut Pertanian Bogor. Namun, Panji Aziz Pratama mengaku lebih tertarik dengan dunia sosial karena saat SMA aktif di berbagai kegiatan organisasi, walaupun SMA jurusan IPA.

20151110_162639_resized

Panji Aziz Pratama, Pemenang Nutrifood Leadership Awards 2015

“Saat itu saya masuk kelas IPA di SMA, tapi banyak pelaksanaan program sosial di Forum OSIS Banten yang saya pimpin, maka dari itu saya amat tertarik dengan dunia sosial,” ceritanya.

Pria kelahiran 19 September 1994, telah banyak mendapatkan prestasi maupun penghargaan di antaranya  memperoleh juara pertama di ajang Nutrifood Leadership Award 2015 yang bertemakan “Social Travelling, Belajar Jadi Pemimpin Lewat Travelling”. Baginya, passionn bidang sosial, oleh karena itu ia terus mengasah diri dengan menekuni tentang bagaimana memanajemen sebuah organisasi pelayanan sosial.

“Human Service Organization (HSO) menjadi fokus saya dalam menjalani proses organisasi selama ini, pembelajaran tentang HSO sendiri saya dapatkan dari pendidikan formal di jurusan kesejahteraan sosial,” tutur pria berkacamata ini.

Tak hanya mendalami materi dibangku kuliah saja, anak bungsu dari dua saudara ini telah mengimplementasikannya dengan mendirikan Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) yang berfokus pada peningkatan literasi baca, tulis dan hitung anak-anak di pelosok desa Banten. “Awalnya saya dan teman-teman hanya mendirikan satu taman baca di Kp.Sukamaju, Desa Citasuk, Kab. Serang untuk anak-anak korban banjir tahunan,” ungkapnya.

Dua tahun berkomitmen mengembangkan ISBANBAN, kini organisasi yang ia pimpin pun telah melebarkan sayapnya hingga ke 7 desa di Banten. Kerja kerasnya untuk berkontribusi pada negeri tak sampai di situ saja, Panji juga mendirikan Care Institute di mana lembaga ini merupakan pelatihan yang berfokus pada self development, passion & leadership untuk anak muda di Indonesia yang sudah dijalankan selama enam bulan ini.

Ia mendapatkan beasiswa kepemimpinan selama 5 minggu di Northern Illinois University Amerika Serikat dan Leadership & Organizational Development dari Young Leaders for Indonesia McKinsey & Company.  Ke depan, ia berharap ilmu yang diperoleh bisa mengembangkan organisasi yang saat ini ia pimpin.

“Saya ingin nantinya organisasi ini menjadi organisasi profesional yang dapat membantu banyak orang dan memberikan dampak yang lebih besar untuk Indonesia,” katanya dengan penuh optimis.

Kelak, ia bercita-cita mendapatkan beasiswa Master untuk kuliah di Inggris dan Amerika Serikat di tahun 2016 sehingga ilmu yang diperolehnya bisa mengembangkan organisasi menjadi lebih profesional untuk berikan kontribusi bagi Indonesia dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak mudanya seusai sekolah Master..

Selain itu, peraih The Best Social Project, Indonesia Student and Youth Forum 2015 ini juga mempunyai harapan besar kepada anak-muda yang memiliki mimpi dan berkontribusi untuk negeri ini dengan caranya masing-masing.

“Saya percaya bahwa anak muda punya semangat membangun negeri dan jiwa dalam mengabdi,” tutupnya. (EVA)

The post Panji Ingin Berkontribusi Melalui Kegiatan Sosial appeared first on Majalah SWA Online.

Jameel Ahmad, Tanggung Jawab Tinggi di Usia Muda

$
0
0

Bekerja di ForexTime Ltd (FXTM) bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga karier. Itulah pendapat Jameel Ahmad ketika ditanya bagaimana dedikasinya terhadap perusahaan. Di usianya yang ke-26 tahun, ia sudah menjabat sebagai Vice President of Corporate Development & Chief Market Analyst ForexTime Ltd.

Lulusan Bristol Business School, Studi Bisnis dengan Akuntansi dan Keuangan di Inggris ini sudah menyadari bahwa dirinya akan terjun ke dunia yang berhubungan dengan ekonomi dan keuangan. “Dengan latar belakang akademis dan senang dengan masalah ekonomi dan keuangan sehingga sangat pas bagi saya,” katanya.

Jameel Ahmad, Vice President of Corporate Development & Chief Market Analyst ForexTime Ltd

Jameel Ahmad, Vice President of Corporate Development & Chief Market Analyst ForexTime Ltd

Melihat prospek yang bagus di FXTM, membuatnya memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan tersebut pada Mei 2014, yaitu satu tahun dua bulan sejak perusahaan yang memiliki trades terbesar di Asia itu mulai beroperasi. Ketika itu ia menjabat sebagai Chief Market Analyst. Awalnya Jameel ditugaskan untuk memegang proyek di Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat yang membuatnya dapat mengembangkan pemahaman tentang keuangan, perbankan, dll.

Kerja kerasnya membuahkan hasil, setahun kemudian ia diangkat sebagai Vice president of Corporate Development & Chief Market Analyst. Di posisinya ini, ia bertanggung jawab membuat laporan pasar secara rutin, komitmen untuk travelling atau kunjungan kerja berkenaan dengan bisnis. “Selain itu saya membuat strategi komunikasi perusahaan eksternal dan internal dan mengepalai analis pasar. Saya memulai analis di Cyprus dan Shanghai,” ujar pria yang pernah didaulat sebagai Duta Inggris dalam konferensi Education with Borders dan Festival of Thinkers di UAE tahun 2013.

Setahun bergabung, berbagai tantangan dihadapi oleh Jameel, yaitu waktu 24 jam dirasanya tidak cukup dan bagaimana ia harus mengatur waktu bekerja dan pribadi. Namun ada banyak perubahan yang terlihat oleh Jameel. Ia mengatakan bahwa pada waktu ia mulai bergabung, pengetahuan dan nama perusahaan masih minim di kalangan masyarakat. Tetapi setahun setelahnya, banyak media internasional yang meng-qoute data laporan dari FXTM untuk berita ekonomi, saham, dan valuta. Dimana tidak banyak broker yang diambil qoutenya oleh media seperti oleh Bloomberg, Reuters, dll. “Terkadang menjadi tantangan dimana media internasional ingin lebih banyak tahu, sehingga saya dan perusahaan harus melakukan sharing dengan mereka,” ungkapnya.

Melihat tantangan tersebut, ia berpendapat bahwa membangun kepercayaan tim adalah kuncinya. sehingga dapat berbagi tugas dan masing-masing mampu menjalankan tanggung jawabnya untuk mengembangkan perusahaan.

Menjadi analis yang terbaik di indutsri dan dunia serta membangun FXTM menjadi perusahaan yang terus berkembang dan dipercaya adalah target yang ingin ia capai. “Keduanya tidak terpisah jika saya dapat mencapai ini, maka yang lain akan terbawa dengan sendirinya,” tutupnya. (EVA)

The post Jameel Ahmad, Tanggung Jawab Tinggi di Usia Muda appeared first on Majalah SWA Online.

Vindhya dan Bisnis Travel Ibu Penyu

$
0
0

Keluar dari pekerjaannya sebagai salah satu karyawan di perusahaan adalah pilihan yang diambil oleh Vindhya Sabnani. Perempuan lulusan Marketing Communication, London School of Public Relation di Jakarta ini bukan tanpa alasan memutuskan resign, ia ingin fokus untuk mengembangkan bisnis travelnya. Lalu, Vindhya memproklamirkan nama travel yang dikibarkan: Ibu Penyu. Travel ini dibentuk sejak 6 tahun lalu dan menjadi salah satu trip organizer yang dilirik oleh para traveler dan pecinta wisata. Selain karena hobi menyelamnya, Vindhya ingin mengajak tukik (sebutan peserta trip Ibu Penyu), untuk melihat ‘surga tersembunyi’ di Indonesia. Berikut wawancara SWAonline dengan perempuan kelahiran Jakarta, 18 Desember 1984:

Trip ke Pulau Komodo (doc.ibupenyu.com)

Trip ke Pulau Komodo (doc.ibupenyu.com)

Bagaimana ide awal atau latar belakang sehingga mendirikan bisnis ini?

Mendirikan bisnis karena desakan dari beberapa teman dan orang tua untuk mulai serius menekuni hal yang saya sukai,  yaitu mengatur kegiatan perjalanan. Dimulai dari tahun 2009 dan saat itu perjalanan yang saya atur khusus hanya untuk teman-teman sendiri. Kemudian berkembang, karena teman tersebut mengajak temannya yang lain untuk ikut serta. Saya merasa ada tanggung jawab lebih saat ada orang lain yang tidak saya kenal ikut serta dalam perjalanan yang saya atur. Tahun 2012 saya memutuskan keluar dari dunia kantor untuk mengerjakan trip organizer ini lebih serius.

Bagaimana respon peserta trip, khususnya yang mengikuti trip pertama kali saat itu?

Respons mereka yang mengikuti trip pertama kali saat itu sangat bagus. Bagi mereka kehadiran saya mempermudah rencana jalan-jalan mereka. Segala itinerary, akomodasi, transportasi dan segala hal lain yang diperlukan untuk perjalanan sudah saya handle sehingga mereka bisa lebih menikmati liburannya. Berbagai masukan juga saya terima dari mereka sehingga layanan yang diberikan bisa menjadi lebih baik.

Apa saja keunggulan trip yang ditawarkan?

Paket perjalanan di Indonesia dengan fokus pada pantai-pantai yang bisa untuk snorkeling atau diving. Berdasarkan destinasi, maka keunggulannya adalah jumlah peserta perjalanan yang terbatas (8-12 orang untuk satu grup). Ibu Penyu selalu berusaha untuk menggunakan jasa masyarakat lokal (penginapan, transportasi dan rumah makan), itinerary yang tidak terlalu padat sehingga peserta trip memiliki waktu untuk bersantai.

Siapa saja yang terlibat dalam tim?

Saat ini setiap open trip saya masih menanganinya sendiri sehingga suasana yang tercipta sangat personal dan seperti berjalan dengan teman sendiri. Konsep Ibu Penyu sendiri memang “teman berjalan & bermain”, sehingga tour leader yang ada selain berfungsi sebagai ‘pengatur waktu’ juga sebagai teman. Tidak jarang pertemuan paska trip sering terjadi berulang kali di setiap grup open-trip dan merencanakan perjalanan selanjutnya. Untuk private trip kami sangat fleksibel untuk mengikuti permintaan tamu sesuai dengan budget atau gaya berwisata mereka, namun kami tetap memberikan masukan untuk menjadikan wisata mereka menyenangkan.

Menurut Anda, bagaimana gambaran bisnis serupa di Indonesia? Apa peluangnya masih besar?

Peluangnya masih besar karena Indonesia sendiri wilayahnya juga luas sehingga banyak destinasi yang bisa digarap. Apalagi wisata di Indonesia sangat banyak ragamnya seperti diving, snorkeling, naik gunung, city tour dan tidak tertutup adanya jenis wisata lainnya yang akan dikembangkan para trip organizer ke depan. Kehadiran trip organizer juga diperlukan karena semakin hari banyak yang semakin kekurangan sehingga urusan wisata/senang-senang akan diserahkan kepada yang lebih berpengalaman.

Sejauh ini tujuan wisata apa yang paling menarik minat peserta trip Ibu Penyu? Dan berapa jumlah traveler saat itu yang ikut berapa?

Tahun 2015 ini banyak sekali permintaan perjalanan ke Kepulauan Komodo. Untuk open trip yang kami adakan full kuota (maksimal 12 orang), dan request untuk private trip tahun ini Ibu Penyu mendapatkan +/- 35 orang

doc. ibupenyu.com

doc. ibupenyu.com

Bagaimana cara atau alasan untuk memilih tujuan trip? Berdasarkan pengalaman atau rekomendasi lain?

Destinasi yang dipilih tentu yang memiliki nilai plus dan masih bisa dikunjungi dengan durasi 4-5 hari perjalanan. Semua destinasi yang dijual dengan sistem open trip tentu berdasarkan pengalaman sendiri. Ibu Penyu pasti melakukan survey terlebih dahulu untuk kemudian dapat menyusun itinerary dan budget.

Strategi promosi apa yang sudah dilakukan dan itu terbukti berhasil menarik minat?

Kekuatan bercerita mengenai sebuah destinasi yang dilakukan, baik menggunakan social media ataupun newsletter yang dikirimkan kepada database setiap bulannya. Karena destinasi yang ditawarkan tidak terlalu umum maka para calon tukik (peserta trip) diberikan gambaran mengenai tempat tujuannya. Selain cerita juga sering sharing foto destinasi untuk promosi yang dilakukan sejauh ini adalah Word of Mouth (WOM).

Bagaimana strategi bersaing dengan kompetitor sejenis?

Setiap trip organizer memiliki pangsa pasar dan kekuatan masing-masing, meski memiliki destinasi tujuan yang sama sehingga sedikit sekali terjadi persaingan. Kami hanya selalu berusaha untuk memberikan servis terbaik bagi setiap tamunya.

Berapa omset saat ini?
Kurang lebih Rp 300-500 juta/tahun

Selain berwisata, apa ada aktivitas lain yang dilakukan oleh tukik (peserta trip) untuk daerah sekitar?

Sejauh ini kami baru menyumbang buku ke beberapa tempat wisata, baik yang dilakukan secara langsung oleh tukik ataupun dikumpulkan secara kolektif dan dikirimkan ke beberapa daerah. Semoga tahun depan bisa melakukan lebih banyak lagi aktivitas sosial.

Berapa rata-rata biaya perjalanan yang harus dikeluarkan oleh tukik untuk ikut trip ini?

Biaya yang dibutuhkan dibagi menjadi dua, yaitu biaya perjalanan dan biaya tiket pesawat. Untuk tiket pesawat harganya tergantung dengan maskapai, tapi rata-rata biaya pulang-pergi berkisar Rp 1,8 juta-Rp 4 juta dari Jakarta. Untuk biaya perjalanan mulai dari Rp 2,6 juta untuk 4 hari 3 malam.

Bagaimana perkembangan bisnis Ibu Penyu sejauh ini baik dalam hal pelayanan, jumlah daerah tujuan, jumlah yang ikut, dll?

Perkembangannya sangat baik dilihat dari jumlah daerah tujuan yang selalu bertambah setiap tahunnya. Untuk jumlah peserta saat open-trip memang sangat dibatasi yaitu 8-12 orang/trip. Frekuensi open trip juga bertambah dari tahun ke tahun. Semakin banyak orang Indonesia yang sudah mau meluangkan waktu dan budgetnya untuk berwisata di negeri sendiri.

Apa kendala menjalankan bisnis dan apa solusi yang dilakukan?

Kendala yang terjadi adalah sedikit sulit mengenalkan destinasi wisata baru, meski selalu ada yang berminat tapi jumlahnya tidak sebanyak destinasi yang sudah mulai umum. Sehingga kami lebih sering mempromosikan destinasi baru tersebut. Selain itu ialah waktu cuti kantor yang dimiliki setiap orang sangat minim (ditambah potongan cuti bersama) dan juga masih banyak kantor yang sedikit sulit memberikan izin kepada pegawainya.

Karena destinasi yang kami tuju cukup jauh jaraknya dari Jakarta ditambah dengan biaya yang tidak sedikit, tentu tidak mungkin kami mengajak mereka ‘bermain’ hanya sebentar. Kami harus pintar mengatur jadwal perjalanan yang mungkin digabungkan dengan tanggal merah atau jika bisa berharap pemerintah menambah jumlah cuti sehingga negara ini bisa dijelajahi oleh warga negaranya.

Apa rencana di tahun 2016?

Daerah tujuan di 2016, yaitu Flores (LOB Komodo, Overland), Sumatra (Weh, Mentawai, Overland Sumatera Utara), Kalimantan (Derawan, Tanjung Puting), Sulawesi (Wakatobi, Overland Sulawesi Selatan & Takabonerate, Togean, Sangihe), Maluku (Banda Neira, Kei). Kami juga berencana menambah tour leader dan memperbaiki website. Selain itu ada beberapa program diskon baik untuk para tukik atau calon tukik. Merchandise juga sedang kami persiapkan untuk para peserta perjalanan. (EVA)

The post Vindhya dan Bisnis Travel Ibu Penyu appeared first on Majalah SWA Online.

Kiprah Anita R. Tanjung di Bidang Sosial

$
0
0

IMG_4483

Musibah tsunami Aceh di Desember 2004 menjadi peristiwa yang tidak terlupakan oleh Chairul Tanjung dan isterinya, Anita Ratnasari Tanjung. Peristiwa itulah yang menjadi cikal bakal dibentuknya CT Foundation.

CT Foundation bermula dari niat untuk membantu anak-anak korban Tsunami Aceh. Di tahun 2005, CT Foundation mengumpulkan lebih dari 400 anak-anak korban tsunami dari berbagai usia di tempat yang bernama Rumah Anak Madani di Deli Serdang, Sumatera Utara. Anak-anak tersebut dirawat, diberi tempat tinggal, dan dididik dengan harapan anak-anak ini bisa terlepas dari trauma tsunami yang memisahkan mereka dengan keluarga.

Di tahun 2010, sebagian besar anak-anak ini telah menyelesaikan sekolahnya. Rumah yang menjadi tempat tinggal anak-anak ini masih dapat berfungsi, sehingga CT Foundation membuka SMA Unggulan CT Foundation. Siswa-siswa yang terpilih telah mengikuti serangkaian ujian.

“Syaratnya adalah berasal dari keluarga tidak mampu dan harus pintar. Sistem seleksinya adalah jemput bola. Tim kami akan mendatangi rumah calon siswa satu persatu, bahan sampai ke pedalaman. Siswa yang terpilih akan tinggal di asrama dan seluruh biaya hidup kami tanggung. Setiap tahun kami hanya menerima 100 siswa. Tenaga pengajar di SMA Unggulan CT Foundation adalah tenaga-tenaga ahli yang sudah kami saring,” jelas Anita Ratnasari Tanjung,Ketua CT Arsa Foundation.

Kurikulum yang digunakan di SMA Unggulan CT Foundation mengikuti kurikulum yang berlaku dari dikti. Selain itu, siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation juga dibekali dengan ilmu entrepreneurship. Biasanya murid-murid akan magang di Carrefour. Di sana mereka akan belajar bagaimana bertemu dengan pembeli, menawarkan produk. Sebagian juga ada yang magang di bagian kasir.

SMA Unggulan CT Foundation telah melaksanakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan 16 perguruan tinggi negeri di Indonesia yaitu, Universitas Sumatera Utara, Univeritas Andala, Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Dipenogoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Malang, Instutute Pertanian Bogor, Institute Teknologi Bandung, Institute Teknologi Sepuluh November, Politeknik Manufaktur Bandung, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation telah meraih banyak prestasi antara lai, peringkat ke 7 Olimpiade Nasional Indonesia, Peringkat pertama Olimpiade Guru Nasional selama 3 tahun berturut-turut, sekolah tersehat se-Sumatera Utara selama 2 tahun berturut-turut, dan lain-lain. “Alhamdulillah tahun ini, 95% siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation masuk ke perguruan tinggi negeri. Sisanya langsung bekerja dan berwirausaha,” ungkap Anita.

SMA Unggulan CT Foundation akan melebarkan sayapnya ke Solo. “Pak Chairul kan asalnya dari Sumatera Utara, sedangkan orang tua saya berasal dari Solo, jadi biar adil sekolah satunya lagi akan ada di Solo,” candanya.

Program lain yang dijalankan oleh CT Foundation adalah program pendidikan berkarakter untuk anak-anak usia dini. Bekerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation dan PAUD (Pendidikan Usia Dini) , CT Foundation memberikan pelatihan dalam pembinaan karakter anak-anak usia dini (0-6 tahun).

Untuk membentuk akhlak yang bagus, harus dibentuk sejak dini. Anak-anak harus diajarkan beriman kepada Tuhan, patuh kepada orang tua, jangan membuang sampah sembarangan, dan lain-lain. Selain itu, CT Foundation  menyediakan Mobil Pintar. Mobil Pintar ini mengelilingi daerah-daerah di Jakarta dan sekitarnya untuk membawakan buku-buku agar bisa dinikmati oleh anak-anak yang kurang mampu.

Di bidang kesehatan, CT Foundation juga menyediakan Mobil Sehat. Meskipun saat ini unit mobilnya hanya 1, mobil ini sudah memeriksa 18 ribu pasien kurang mampu dalam 8 bulan. Mobil Sehat berkeliling di area Jabodetabek dan juga Jawa Barat dan beroperasi seminggu tiga kali.

“Jika saya sedang ada di Jakarta, saya turut terjun ke lapangan. Latar belakang saya adalah dokter gigi jadi saya di bagian pemerikasaan gigi. Saya juga mengajak teman-teman saya untuk membantu. Kami juga memberikan penyuluhan-penyuluhan sederhana mengenai hidup sehat,” ujarnya sambil menujukkan semangatnya.

CT Foundation juga bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra untuk mengadakan pelatihan untuk para tuna netra. Pelatihan yang dilakukan antara lain kursus computer dan pelatihan huruf braille secara online.

Di bidang ekonomi, CT Foundation memberikan pembinaan kepada pengrajin untuk mengasilkan produk yang berkualitas agar bisa diterima oleh pasar internasional. “Produk yang mereka hasilkan bervariasi contohnya mereka membuat tas anyaman yang digabungkan dengan kain-kain tradisional Indonesia. Hasilnya, salah satu pengarajin kami dari Tasikmalaya kebanjiran order. Semua hasil penjualan dari produk-produk yang mereka hasilkan akan kami berikan kepada mereka,” jelasnya.

Anita mengatakan, fokus utama program yayasan yang ia dirikan adalah pendidikan. “Layaknya bisnis, kami harus memikirkan return apa yang paling besar manfaat. Kami percaya dengan pendidikan , rantai kemiskinan dapat diputus. Oleh karena itu, kedepannya kami akan lebih banyak lagi membuat program yang berkaitan dengan pendidikan,” jelasnya.

Di usianya yang ke-10 tahun ini, CT Foundation bertransformasi menjadi CT Arsa Foundation. Arsa yang dalam bahasa Sansekerta memiliki arti kebahagian. Anita berharap bahwa yayasan yang ia dirikan bersama sang suami dapat memberikan lebih banyak kebahagian kepada masyarakat yang membutuhkan.

Anita menegaskan, dana untuk membuat dan melaksanakan program-program CT Foundation berasal dari dana pribadinya. “Murni dari uang saya sendiri. kami tidak mengadakan penggalangan dana atau apapun itu,” tutupnya. (EVA)

The post Kiprah Anita R. Tanjung di Bidang Sosial appeared first on Majalah SWA Online.

Rosan P Roeslani Jadi Ketua Umum Kadin

$
0
0

Pengusaha Rosan Perkasa Roeslani akhirnya mengalahkan Rachmat Gobel, mantan Menteri Perdagangan dalam pertarungan perebutan kursi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015 – 2020.

Berdasarkan hasil perhitungan surat suara, Rosan, pendiri perusahaan private equity Recapital Advisors itu  berhasil mengantongi  102 suara dari total suara pemilih sebanyak 129. Sementara itu, Rachmat Gobel hanya mampu menorehkan surat suara sebanyak 27 suara saja.

Rosan P. Roslani,

Rosan P. Roslani

“Dengan demikian Ketua Umum Kadin 2015-2020 Rosan Roeslani, sah,” kata  pemimpin sidang Bambang Soesatyo seusai penghitungan surat suara selesai, di Hotel Trans Luxury, Jalan Gatot Subroto, Bandung Selasa, 24 November 2015.

Usai  penghitungan surat suara rampung, terlihat Rachmat Gobel bersalaman dengan Rosan dan Gobel langsung meninggalkan ruangan. Pemilihan ketua umum Kadin periode 2015-2020 itupun berlangsung lancar.

Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2010 – 2015, Suryo Bambang Sulisto mengucapkan selamat atas terpilihnya Rosan sebagai ketua umum Kadin Indonesia periode 2015-2020. “Kami sangat bergembira bahwa Munas ini telah memilih ketua umum Kadin baru yang akan menjadi nahkoda bagi Kadin Indonesia,” katanya.

Tak lupa juga Suryo mengapresiasi keberanian Rachmat Gobel yang maju mencalonkan diri menjadi ketua umum Kadin.

“Saya dan seluruh pengurus Kadin yang demisioner ingin menghormati dan mengapresiasi niat anda (Gobel) maju menjadi calon ketua Kadin, dan kedepan akan tetap menjadi aset yang dimiliki Kadin,” katanya.

Tempo.co

 

The post Rosan P Roeslani Jadi Ketua Umum Kadin appeared first on Majalah SWA Online.


Drummer Wong Aksan Mencicipi Ekspor Gitar

$
0
0

Sjuman Aksa atau yang lebih dikenal Wong Aksan sudah mampu mengekspor gitar ke Jerman dan Korea Selatan sebanyak tiga unit. Pencapaian ini memang belum istimewa karena gitar yang dibesutnya itu diproduksi dalam jumlah terbatas. Menurut Wong Aksan, pemasaran gitarnya ke luar negeri itu hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth).

Ia menyebutkan, ekspor gitarnya itu menjadi tes pasar untuk menguji kualitas gitar dan respon konsumen. “Gitar elektonik dan akustik yang terjual di Jerman sudah ditaksir harganya. Harga gitar akustik ditaksir sekitar 2.000-2.500 euro, kalau yang gitar elektrik sekitar 1.500 euro,” kata Wong Aksan. Ia mengatakan, biasanya daya tahan dan kualitas gitar di Eropa akan mendapat pengakuan apabila lolos dari dua musim dingin. “Kalau gitar yang akustik di Jerman sudah lolos dari satu musim dingin, mudah-mudahan bisa bertaham di musim dingin berikutnya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan pembeli di Jerman mengusulkan agar neck gitarnya didesain lebih besar sesuai tangan orang Eropa. “Ke depan, saya akan mempertimbangkan berbagai hal-hal teknis untuk menyesuaikan standar konsumen di Eropa,” tandasnya. Wong Aksan baru-baru ini mendirikan butik instrumen musik khusus gitar dan piano. Lokasinya berada di kawasan Kemang, Jakarta. Nama butiknya itu Indonesia’s Boutique Instruments Shop dengan mengusung label Sjuman Instruments, yang pertamakali beroperasi sejak April 2015. Untuk produksinya, Sjuman membuat gitar dan pianonya di bengkel kerjanya (workshop) di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Dia menegaskan, Sjuman Instruments tidak memproduksi massal. Rata-rata kapasitas produksinya sebanyak satu unit per bulan. Bahkan, ada sebuah gitar diproduksinya dalam setahun. Harganya termasuk kelas premium.”Harganya memang mahal karena produksinya memang begitu,” katanya. Karena, kata Wong Aksan, seluruh produksinya mengandalkan ketrampilan tangan manusia. Kandungan lokalnya sebesar 90%. Misalnya pick up-nya buatan Ganee, knob, dan bridge buatan Aldridge di Malang, Jawa Timur. Komponen itu didesain khusus untuk gitar Sjuman Instruments. “Komponen yang diimpor bagian tuning pack buatan Gotoh,” ucap mantan penabuh drum grup Dewa 19 ini.

Wong Aksan mendirikan butik instrumen musik berlabel Sjuman Instruments. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

Wong Aksan mendirikan butik instrumen musik berlabel Sjuman Instruments. Gitarnya sudah terjual ke Jerman dan Korea Selatan. (Foto : Vicky Rachman/SWA)

Dia menuturkan, dirinya merancang gambar gitar. Tahapan berikutnya adalah memilih kayu untuk body dan leher (neck) gitar. “Saya membuat gitar dari kayu-kayu dan bahan-bahan pilihan, misalnya kayu kapal yang karam di Bali, atau kayu dari pohon buah yang roboh di Kebun Raya Bogor. Jadi, saya membuat gitar tanpa merusak lingkungan dan tidak menebang pohon,” katanya. Dia memesan kayu ke komunitas atau koleganya apabila menyediakan kayu dari pohon yang roboh atau limbah kayu. Lantaran demikian, Wong Aksan rajin memburu dan menghimpun informasi mengenai kayu-kayu daur ulang berkualitas tinggi.

Ornamen dan unsur alami yang tercipta dari kayu akan menambah nilai jual sebuah gitar. Itulah yang dicari Wong Aksan. “Seperti neck dari kayu kapal yang karam di Bali itu, terlihat nuansa berkarat dan terbakar,” katanya. Atau body dan neck gitar edisi Exotic Fruit dari pohon buah-buahan. Leher gitar itu terbuat dari kayu Bengkirai dan body-nya dari pohon kecapi

Sejauh ini, gitar yang dijualnya terdiri dari dua seri yaitu Sjuman Series dan Sjuman 3rd (third) Generation Series. Harga Sjuman Series berkisar Rp 15 juta-20 juta per unit dan Sjuman 3rd Generation Rp 10 juta-15 juta tiap unit. “Sejak bulan April, gitar yang sudah terjual sekitar 8 unit, termasuk gitar yang dibeli gitaris Nikita Dompas,” ia menambahkan. Gitar Sjuman Series terjual lima unit dan sisanya Sjuman 3rd Generation.

Ke depan, dia akan merilis Sjuman 2nd Generation Series yang harganya di bawah Rp 10 juta. “Banyak konsumen yang berminat dengan gitar ini tapi harganya mau lebih murah, nanti grade kayunya akan berbeda dan harganya sekitar Rp 7,5 juta dan akan diproduksi 10 unit sebagai tes pasar,” ungkapnya. Dia berencana merilisnya pada kuartal I tahun 2016. Wong Aksan juga berencana meningkatkan kapasitas produksinya menjadi dua unit per bulan untuk setiap seri gitarnya.

Ia sangat optimistis konsumen akan merespons positif gitar yang dijualnya. Gitarnya mengedepankan nilai artistik, spesifikasi teknis yang premium, dan proses produksinya ramah lingkungan. Dia mencontohkan sebuah gitar terbuat dari kayu yang unik, seperti gitar berbahan kayu Glodok yang menonjolkan ornamen alamiah dari kayu tersebut.”Konsumennya bukan konsumen yang umum, mereka ini konsumen yang mengapresiasi nilai artistik,” katanya.

Drummer band Potret ini juga memproduksi dan menjual piano. Dia bekerjasama dengan Frankie Lioe, teknisi dan pakar piano bersertifikasi internasional asal Jerman. “Frankie adalah orang Indonesia yang berkewarganegaraan Jeman,” ujar Wong Aksan.Dia mengatakan harga pianonya bervariasi mulai dari Rp 47 juta hingga Rp Rp 560 juta. Pengerjaanya manual dan presisi agar menghasilkan piano yang apik.

Wong Aksan mengatakan ,Sjuman Instruments memiliki unit bisnis lainnya bernama Sjuman School of Music yang menawarkan kelas pendidikan serta pelatihan merestorasi piano (Piano Technology). “Sejauh ini sudah ada tiga alumnus, nah mereka ini diharapkan bisa menjadi bagian dari restorasi. Mereka mendapat sertifikat yang menjamin legalitas mereka sebagai teknisi piano yang profesional,” tegasnya. (***)

The post Drummer Wong Aksan Mencicipi Ekspor Gitar appeared first on Majalah SWA Online.

Tips Elia Dewi Bersaing dengan Kaum Adam di Industri Olahraga

$
0
0

Olahraga merupakan salah satu industri yang diminati oleh kaum pria, mengingat kaum Adam erat kaitannya dengan dunia ini. Namun, bukan berarti tak ada wanita yang berani mencoba dunia ini. salah satunya adalah Elia Dwi Widayani, Head Admin Promosi Polygon. Menurutnya, industri ini justru membuatnya banyak belajar untuk menjadi wanita yang kuat, mandiri, dan mau belajar.

Elia Dwi Widayani, Head Admin Promosi Polygon

Elia Dwi Widayani, Head Admin Promosi Polygon

Dunia sepeda erat kaitannya dengan teknologi dan passion di dunia olahraga. Selain itu, ia pun mengaku banyak mengambil hal-hal positif dalam menggeluti dunia sepeda. Ia menjadi rajin berolahraga dan menularkan kebiasaan tersebut kepada teman-temannya dari perusahaan lain.

Elia pun rajin  berkumpul dengan berbagai komunitas sepeda, di mana ia pertama kali memahami mengenai industri sepeda, bagaimana rutinitas sporty fan sebagai salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk hidup sehat dapat menjadi tulang punggung industri sepeda. “Masuk ke komunitas sepeda membuat saya bertanya-tanya apakah bisa industri sepeda bisa besar,” ujarnya menuturkan.

Karena dasar inilah ia bergabung dengan Polygon pada  2012. Menurutnya, sebuah perusahaan haruslah mapan dan sustainable. Kedua syarat tersebut jutru ada di dalam perusahaan ini. Wanita lulusan komunikasi Universitas Airlangga ini pun penasaran melihat kenyataan bahwa sepeda bukanlah barang murah, Polygon bisa menjadi sustain dan eksis sebagai perusahaan sepeda di Indonesia.

Setelah bergabung,  Elia bisa melihat bahwa ada penawaran yang tidak bisa diberikan oleh olahraga  lain. Ada hobi, lesson, activity, yang mengikat para pesepada di Jakarta, mengingat Jakarta bukanlah kota yang ramah terhadap pesepeda. Tak heran, produsen sepeda menggunakan berbagai cara agar konsumen tetap dekat dengan mereka. Salah satunya  dengan berbagai aktivitas, menjalin hubungan dengan komunitas,  ikut andil dalam berbagai acara yang diselenggarakan komunitas sepeda. Menjaga komunikasi dengan customer, baik melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter, juga melalui website bahkan telepon.

Bagi wanita kelahiran Jepara 10 Januari 1986 ini, setiap masukan, keluhan, dan saran dari konsumen haruslah ditampung dengan tepat. Semuanya akan dikoordinasikan dengan bagian lain untuk menangani  berbagai komplain dan masukan. Seorang head promotion juga harus mampu menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan komunitas dan media.

Elita sangat menikmati pekerjaanya, bahkan di tengah kaum Adam yang, menurutnya, terkadang bisa kurang aware, tidak tepat waktu, dan mengesalkan. “Kita di tuntut harus bisa mengkombinasikan kesabaran dan ketegasan. Jangan terlalu membawa perasaan,” ujarnya sambil tersenyum.

Dengan perbandingan laki-laki dan wanita 70 dan 30, ia tak merasa terkucilkan. Sebelumnya, wanita yang sedang kuliah S2 di daerah Rawamangun ini pun pernah bekerja di industri spare part alat berat. Ia pun dituntut untuk mengerti mekanikal dan listrik. Ia pun membagi tips dan trik untuk bekerja di perusahaan yang dominan dengan lawan jenis.

”Menjadi sedikit keras itu perlu. Bukan berarti negatif, tapi kebanyakan perempuan suka bawa perasaan, bekerja dengan laki-laki akan membuat kita menjadi tidak manja,” ungkap Elita.

The post Tips Elia Dewi Bersaing dengan Kaum Adam di Industri Olahraga appeared first on Majalah SWA Online.

Tofan Mahdi: Dunia PR dan Media, Dekat Tapi Jauh

$
0
0

Tidak terbersit sedikit pun di benak Tofan Mahdi bahwa dirinya akan menggumuli dunia public relation (PR). Maklum, waktu kecil layaknya anak-anak kecil lain, ia pun bermimpi menjadi pilot. Setelah dewasa, takdir pun membawanya ke dunia jurnalistik. Profesi wartawan sempat dilakoni 12 tahun, tapi akhirnya dia mengalami titik jenuh. Sampai akhirnya, dia mendapat tawaran sebagai Head of Public Relation di PT Astra Agro Lestari Tbk. (Grup Astra).

Bak mendapat durian runtuh, tawaran bekerja di anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang perkebunan sawit itu segera disambarnya. “Tahun 2009, saya mendapat tawaran kerja dari salah seorang direktur Astra International untuk bergabung sebagai Head of Public Relation PT Astra Agro Lestari Tbk. Sekarang beliau sudah pensiun,” kenang pria kelahiran Pasuruan, 21 Oktober 1974, itu.

Diakui oleh lulusan S1-FE Universitas Muhammadiyah Jember itu, dia melangkahkan kaki ke ranah sawit dari titik nol. “Tidak ada background sama sekali tentang sawit, baik itu pendidikan akademis maupun saat liputan sebagai wartawan tidak pernah meliput tentang pertanian atau sawit,” dia menguraikan alasannya.

Dijelaskan Tofan, dulu dia menapaki tangga karier jurnalis di Jawa Pos selama 12 tahun dari berbagai posisi, yaitu mulai dari calon reporter, reporter, redaktur, hingga Wakil Pemimpin Redaksi (tahun 2007) dan Direktur Pemberitaan SBO TV (Grup Jawa Pos),

IPOC-TofanREV

Tofan Mahdi, Head of Public Relation di PT Astra Agro Lestari Tbk. (Grup Astra)

Lantas, bagaimana Anda meningkatkan skill bidang sawit?

Kuncinya, semua bisa dipelajari. Yang penting tekun dan mau bekerja keras. “Setelah masuk ke Astra Agro, saya mendapat training di dalam dan luar negeri untuk mengasah kemampuan soal corporate communication dan media handling,” ucap Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), itu.

Setelah tahun 6 bekerja di Astra Agro, dia merasa bahwa “dunia PR dan media itu dekat tapi jauh”. Artinya, dekat dalam pengertian stake holder dalam komunikasi adalah media. Dalam hal itu hubungan berarti dekat karena harus menjalin komunikasi secara intensif dengan media. Di sisi lain, tugas dan tanggung jawab seorang PR dengan media adalah sama sekali berbeda. Bahkan, seperti bumi dan langit.

“Jika media harus mengungkapkan fakta kepada publik menurut apa yang mereka kehendaki, sementara seorang PR harus menyediakan atau menyampaikan sebuah fakta yang apa adanya,” tukas Tofan dengan nada berapi-api.

Tofan mencontohkan, dalam kasus kebakaran hutan baru-baru ini industri kelapa sawit disudutkan sebagai pelaku kebakaran. Padahal, faktanya kebakaran yang terjadi di lahan perkebunan kelapa sawit kurang dari 10 persen dari total lahan yang terbakar. Justru sebanyak 25% kebakaran terjadi di dalam konsesi perusahaan non sawit, sedangkan sisanya terjadi di lahan masyarakat dan area taman nasional yang berada di bawah pengelolaan dan pengawasan pemerintah. Data tersebut dirilis Global Forest Watch (GFW) tahun 2015, sebuah LSM internasional yang bermarkas di Amerika Serikat.

Nah, terkait dengan profesi saat ini, apa saja tugas dan tanggung jawab Anda?

“Memimpin tim komunikasi baik di perusahaan maupun di GAPKI dalam konteks industri kelapa sawit nasional. Tugas utamanya adalah membangun persepsi publik yang lebih baik tentang industri kelapa sawit. Sebab selama ini ada upaya sistematis untuk mendiskreditkan industri kelapa sawit baik terkait dengan isu lingkungan, sosial kemasyarakatan, hingga masalah masalah lain yang muara akhirnya untuk menurunkan daya saing induetri kelapa sawit nasional,” jelas ayah dua anak ini.

Bagaimana pandangan Anda tentang industri sawit nasional saat ini?

Menurutnya, industri sawit nasional merupakan satu-satnya industri di Indonesia yang bisa nomor di satu dunia internasional. Lihat saja, Indonesia memproduksi 31,5 juta ton CPO dan Malaysia sekitar 20 juta ton. Ekspor CPO Indonesia ke berbagai negara seperti China, India, Pakistan dan Eropa. Dari total produksi 31,5 juta ton itu sebesar 23 juta ton untuk ekspor dan sisanya untuk pasar domestik. Rata-rata pertumbuhan ekspor CPO mencapai 10% per tahun.

Akhir-akhir ini, produksi CPO nasional stabil tiap tahun. Hanya saja tahun ini karena El Nino panjang produksi cenderung stganan. Tiap tahun tren permintaan pasar CPO di dunia mengalami kenaikan. Hanya tahun ini stagnan.

“Prediksi CPO tahun 2016 akan lebih baik harganya. Jumlah produksi akan diusahakan meningkat meski ada tantangan iklim, yaitu el nino akan datang di bulan Februari,” ungkap pehobi travelling plus membaca serta pernah meraih penghargaan “Best Supporting Partner Karyawan Terbaik” di Astra Agro Lestari (tahun 2011).

Terkait kepemilikan lahan oleh 25 kelompok usaha, GAPKI menilai, hasil penelitian TuK Indonesia, hanya mengambil dari laporan keuangan perusahaan, terutama yang sudah terbuka (Tbk). Dalam catatan GAPKI, saat ini ada sekitar 3.600 perusahaan sawit dan 700 perusahaan diantaranya yang menjadi anggota GAPKI. “Lalu angka 31% lahan sawit yang dikuasai 255 kelompok perusahaan itu data dari mana, ‘metodenya bagaimana’?, ungkap Tofan.

GAPKI menyatakan, bahwa dari total kebun sawit di Tanah Air seluas 9 juta ha, seluas 35% di antaranya dimiliki oleh perusahaan negara (PTPN da PT RNI). Lalu seluas 30% dimiliki perusahaan besar swasta, termasuk asing, dan 40% lainnya dimiliki oleh perkebunan rakyat. “Jadi, lahan sawit di Indonesia itu mayoritas dimiliki oleh rakyat,” jelas Tofan yang selalu tampil dengan rasa percaya diri itu.

Dia juga mengungkapkan, hasil penelitian TuK Indonesia yang menyatakan bahwa perkebunan sawit telah merampas lahan masyarakat juga tidak benar. Perusahaan sawit di Indonesia umumnya telah memenuhi standar pengelolaan perkebunan yang baik dengan mengantongi sertifikat RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) yang ebrsifat sukarela dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang bersifat mandatori.

Kepada Pemerintah, Tofan memberikan saran demi kemajuan industri sawit nasional. Pertama, terkait kebakaran, segera direvisi Undang Undang Lingkungan pasal 69. Kedua, belajar dari Malaysia bahwa gambut kalau dikelola dengan baik tidak akan terbakar. Ketiga, Pemerintah harus menegaskan komitmen bahwa sawit sebagai komoditas strategis yang harus dilindungi.

Memang setelah 6 tahun berlabuh di Astra Agro dan GAPKI, Tofan yang dulu tidak mengenal dunia sawit kini boleh dibilang piawai soal industri CPO. Lalu, bagaimana peran Anda di perusahaan? “Dulu divisi PR adalah bagian dari investor relation division di PT Astra Agro Lestari Tbk. Tapi, sejak saya masuk bulan Mei tahun 2009, PR menjadi divisi tersendiri. Artinya, kesadaran komunikasi di perusahaan sawit semakin berkembang. Saya juga perintis bidang komunikasi di GAPKI,” klaim fans penyanyi Rhoma Irama dan Rossa ini.

Ke depan, Tofan memiliki cita-cita mulia. Dia ingin sawit menjadi garda terdepan di industri komoditas. “Saya juga bercita cita persepsi masyarakat tentang sawit baik. Mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja, profesional, pakar dan lainnya. Industri ini harus didukung bersama bangsa Indonesia. Sebab, sawit adalah industri strategis. Apalagi, sampai hari ini ada 20 juta orang yang hidup dari sawit,” ujarnya menutup pembicaraan. (EVA)

The post Tofan Mahdi: Dunia PR dan Media, Dekat Tapi Jauh appeared first on Majalah SWA Online.

Yudi Ashari Putra, CEO Magang XL Axiata

$
0
0

Setelah sukses menyisihkan 2.234 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Yudi Ashari Putra (21) terpilih sebagai Chief Executive Officer XL dalam ajang XL BOD Challenge 2015. Ajang ini merupakan bagian dari program XL Future Leader, yaitu corporate social responsibility untuk mengembangkan pendidikan kepemimpinan pada kaum muda. Mahasiswa President University ini menjabat sebagai CEO XL selama satu minggu pada bulan November 2015 lalu, dan bertanggung jawab mengawasi jajaran direktur, staf dan karyawan yang berjumlah kurang lebih 3000 orang.

Bersama dengan enam mahasiswa lain yang juga terpilih sebagai  direksi dalam ajang ini, Yudi berhasil melalui proses seleksi yang berlangsung sejak Februari 2015. Tahapan-tahapannya adalah penulisan esai, presentasi video berdurasi 1 menit, phone interview, panelist interview, dan skype interview dengan Dian Siswarini, CEO XL Axiata yang juga mengumumkan pemenang secara langsung.

Yudi Ashari Putra, mahasiswa yang terpilih menjadi CEO XL Axiata.

Yudi Ashari Putra, mahasiswa yang terpilih menjadi CEO XL Axiata.

“Ini adalah saat-saat priceless di mana saya tidak bisa mengendalikan emosi kebahagiaan saya ketika ibu Dian mengucapkan, ‘Selamat kamu terpilih sebagai pemenang XL BOD Challenge 2015 dan akan menggantikan posisi saya sebagai CEO selama seminggu ke depan.’ That was truly remarkable,” ungkap mahasiswa jurusan Hubungan Internasional ini.

Berbagai agenda formal menjadi rutinitas harian seorang direktur. Menurutnya, XL setiap hari selalu memberi tantangan baru kepada 7 mahasiswa terpilih. ”Di hari kedua, saya diagendakan untuk memimpin rapat dan diskusi formal di Kementrian Komunikasi dan Informasi dengan pembicara utama Bapak Rudiantara, Menteri Kominfo dan dihadiri oleh Ibu Dian Siswarini beserta jajaran direktur XL lainnya. Tema rapat waktu itu adalah mengenai rencana pemerintah tentang “Palapa Ring” dan peranan mahasiswa dalam memajukan bangsa Indonesia di era digital,” kata Yudi yang juga pernah meraih penghargaan The Most Outstanding Delegate (IMATION Deluxe Model United Nations 2015, London School of Public Relations).

“Di hari berikutnya juga tak kalah menarik. Di luar ekspektasi saya, ternyata saya menjadi salah satu tamu undangan presiden di acara Peresmian Pembukaan Konvensi Nasional Humas Indonesia Tahun 2015 yang digelar di Istana Negara RI,” kata Yudi.

Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, tanggung jawab Yudi adalah memimpin dan mengarahkan keenam mahasiswa pemenang XL BOD Challenge 2015 ke dalam satu genuine idea yang berkontribusi terhadap kemajuan XL Axiata. “Di setiap kesempatan, saya akan menjadi frontliner yang merepresentasikan aspirasi dan menyimpulkan sebuah diskusi di setiap rapat (internal atau eksternal) dengan jajaran direktur lainnya,” ungkapnya.

Saat menjadi CEO, Yudi menawarkan program start-up camp dan Xmart Campus yang berbasis ke arah community-based services. Tujuannya adalah untuk meningkatkan positioning value XL Axiata sebagai salah satu perusahaan yang fokus dalam eskalasi kualitas pendidikan Indonesia. “Pada intinya, start-up camp adalah sebuah forum untuk meningkatkan awareness anak muda Indonesia untuk turut andil memajukan ekonomi lokal Indonesia,” katanya yang juga berencana melanjutkan studi S2 di luar negeri melalui jalur presidential scholarship.

Hal ini mendapat respons positif dari pihak XL Axiata untuk merealisasikan proyek tersebut. Mengenai pengambilan keputusan dalam skala keseluruhan perusahaan, sepenuhnya masih di pegang oleh XL Axiata. Namun, mengenai pengambilan keputusan dalam skop internal dan langkah-langkah strategis dalam team, Yudi masih menjadi aktor utama dalam urusan tersebut.

Yudi mengakui, tantangan terbesar menjadi seorang direktur adalah dituntut untuk memiliki tingkat agility dan responsiveness yang sangat tinggi. Dibutuhkan mentalitas seorang pemimpin untuk menjawab tantangan tersebut. “Di rentang waktu yang sama, saya juga dituntut untuk melakukan sesuatu di luar batas. Saya harus selalu adaptif terhadap berbagai situasi dan cepat dalam memberikan respons dan gagasan-gagasan baru,” ujar Yudi, yang juga memiliki pengalaman sebagai instruktur bahasa Inggris di PT Detpak Indonesia, PT Schott Igar Glass, dan PT Nippon Steel Sumikin Materials.

Semua fasilitas yang diperoleh jajaran direksi XL juga dirasakan oleh “CEO magang” ini. XL memfasilitasi setiap pemenang dengan mobil Toyota Alphard, apartemen di Aston Kuningan City, pakaian kerja eksekutif, serta perjalanan bisnis ke Kuala Lumpur. Selain itu, pembekalan mengenai grooming dan table manner juga didapat guna saat bertemu figur-figur penting lain.

Setelah merasakan menjadi seorang pemimpin di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Pasifik, Yudi berpesan kepada anak muda calon pemimpin di masa depan bahwa pendewasaan diri sangat penting di era yang kompetitif saat ini. “Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan terus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperluas collaborative network dengan orang-orang dari berbagai area of specialties. There is no room for complacency only room for improvement,” tutup Yudi yang bercita-cita menjadi Duta Besar Indonesia di luar negeri.

The post Yudi Ashari Putra, CEO Magang XL Axiata appeared first on Majalah SWA Online.

Irvan Kolonas, Bapak Asuh Petani Jagung

$
0
0

Aldrian Irvan Kolonas tak betah mengemban amanah memimpin divisi investasi dan pengembangan bisnis di perusahaan milik sang ayah, Hendrick Kolonas. Hatinya tergerak membangun bisnis sosial setelah membaca buku karangan Moh. Yunus. Di usia yang masih sangat belia, 16 tahun, Kolonas Jr. sudah tertarik dengan ide microfinance, bisnis yang juga memiliki misi sosial.

“Moh Yunus menilai upaya sosial yang dibangun lewat organisasi yang berbentuk yayasan tidak efektif. Bantuan kadang tidak berkelanjutan, tidak tepat sasaran, dan tidak berskala alisa tidak bertumbuh. Segitu-segitu saja,” katanya.

Ia pun bertekad mengawinkan bisnis dan misi sosial saat mendirikan Vasham Kosa Sejahtera. Dalam pandangannya, bisnis sosial itu harus selalu bisa mencari modal, menghasilkan keuntungan, dan bisa ditumbuhkembangkan, berkelanjutan. Keuntungan digunakan untuk inovasi dan ekspansi usaha. Yang tidak kalah penting adalah harus akuntabel untuk dampak sosialnya. Dengan kata lain, semuanya jelas, terukur, dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Jadi, kami tidak hanya bicara bagaimana meningkatkan sales, menurunkan cost, dan mengantongi profit semata,” katanya.

Lalu, kenapa petani? Petani di Indonesia dari dulu sampai sekarang masih sama, yakni terjerat tengkulang, pengijon, dan lainnya karena terbentur modal dan akses pasar. Ini juga yang menurutnya menjadi penyebab sampai hari ini Indonesia tak pernah bisa mencapai swasembada pangan.

Aldrian Irvan Kolonas

Pendiri dan CEO Vasham Kosa Sejahtera, Aldrian Irvan Kolonas

 

Lulusan Political Science, USC (University of Southern California) Los Angeles tahun 2010 itu sampai harus turun langsung ke lapangan, mencari tahu apa saja kesulitan petani sejak mulai menanam hingga tiba masa panen dan menjual hasilnya. Dari segi luas lahan, para petani kecil (gurem) ini hanya punya lahan seluas 0,25 hektare, jauh lebih kecil daripada luas lahan milik petani di Myanmar yang minimum 2 hektare per orang.

“Dari sana, saya mulai memetakan persoalan mereka. Pendapatannya sangat rendah, sedangkan resikonya sangat tinggi. Banyak di antara mereka yang tidak punya pilihan lain selain menjadi petani,” ia menambahkan.

Ternyata, ada tiga masalah utama. Pertama, modal dalam bentuk saprotan (sarana produksi pertanian) dan untuk biaya operasional dari masa tanam hingga pasca panen. Kedua, pelatihan dan pendampingan tentang praktik bercocok tanam yang baik dan benar.

Ketiga, akses pasar karena petani tidak bisa menjual langsung dan mendapat harga yang paling tinggi. Di Indonesia, nature agribisnis itu rantai pasoknya panjang karena tengkulaknya berlapis-lapis hingga ke tangan pengguna produk. “Jadi antara modal dan jual ke tengkulak ternyata kait mengait, dengan kata lain petani “terjebak” di situ,” katanya.

Semua petani, mulai dari jagung, beras, singkong, dan tanaman pangan lain sama masalahnya. Jagung akhirnya terpilih sebagai obyek bisnis sosial yang pertama dan Lampung terpilih sebagai salah satu sentra produksi Jagung di Indonesia. Irvan Kolonas dan tim bergerak cepat membangun model bisnis yang tepat, yakni bagi hasil 90:10, 90% untuk petani dan sisanya perusahaan.

Tujuannya,  agar mereka sejajar dengan petani. Jika performa petani sedang baik atau buruk hasilnya, ditanggung bersama. Inilah esensi utama wirausaha sosial. “Yang sudah berhasil dinamakan program Konco. Bundling, di dalamnya ada fasilitas modal, pelatihan, dan pengawasan, serta akses pasar langsung ke pabrik pakan milik Japfa Comfeed yang ada di Lampung,” katanya.

Bisnis sosial Vasham Kosa Sejahtera cukup berhasil. Awalnya, petani yang mau bergabung hanya 100 orang. Kini, jumlahnya sudah 3.000 orang. Rata-rata, hasil panen mereka meningkat 70%. Sehingga, pendapatan mereka paling kecil sudah masuk UMP Propinsi Lampung. “Target kami adalah petani kecil yang sulit mengakses modal apalagi pasar. Rencananya, ke depan, kami bisa menggandeng 200 ribu petani dengan 200 ribu hektar lahannya,” kata dia.

Irvan Kolonas masih punya mimpi besar, yakni membantu para petani padi, singkong, kedelai, dan peternak sapi. Selanjutnya, Vasham Kosa Sejahtera juga ingin membantu petani jagung di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Sulawesi Selatan. “Rencana kami adalah masuk ke seluruh Indonesia dan fokus di petani pangan,” katanya. (Reportase: Arie Liliyah)

The post Irvan Kolonas, Bapak Asuh Petani Jagung appeared first on Majalah SWA Online.

Prita Kemal Gani Menyatukan ASEAN dengan Jaringan PR

$
0
0

Baru-baru ini Pendiri dan Direktur LSPR Jakarta, Prita Kemal Gani, menerima penghargaan bergengsi ASEAN People’s Award. Penghargaan ini diberikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21 November 2015.

ASEAN People’s Award merupakan wujud penghormatan terhadap warga negara atau organisasi yang telah membuat kontribusi terhadap persatuan dan kepeduliaan komunitas ASEAN.

Di bidang public relations (PR), Prita Kemal Gani, telah berpikir secara global untuk meningkatkan profesi PR dengan menyatukan semua asosiasi PR dan praktisi di ASEAN melalui ASEAN Public Relations Network. Organisasi ini bertujuan untuk konektivitas, persahabatan dan mutual understanding antara negara anggota ASEAN. ASEAN Public Relations Network telah berdiri sejak 2014 dan rutin menggelar kegiatan yang bermanfaat bagi penggiat PR pada umumnya dan terutama bagi anggotanya.

Prita Kemal Gani, penerima penghargaan ASEAN People's Award saat KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Prita Kemal Gani, penerima penghargaan ASEAN People’s Award saat KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia (photo by Jeihan SWA)

Apa komentar Anda setelah mendapat penghargaan ASEAN People’s Award (APA) 2015?

Saya merasa lebih tertantang untuk melakukan konektivitas yang lebih banyak lagi di negara-negara ASEAN. Di negara-negara berkembang di ASEAN, bidang public relations masih cukup baru, saat ini masih banyak dipegang oleh PR dari negara-negara Barat. Agar mempercepat perkembangan bidang PR di negara ASEAN lain, kami mengajak mereka untuk belajar dan sharing bersama-sama.

Apa saja kriteria untuk mendapatkan ASEAN People’s Award 2015?

Individu atau organisasi yang melakukan kegiatan untuk mempersatukan masyarakat ASEAN. Yang hasil dan manfaatnya dirasakan oleh negara-negara ASEAN. Peserta harus menunjukkan prestasi dalam upaya membangun masyarakat ASEAN di berbagai bidang seperti, pencapaian perdamaian, stabilitas, kemakmuran, solidaritas, identitas budaya yang kuat, pengembangan masyarakat, kerjasama lintas budaya dan pemahaman, mempersempit kesenjangan pembangunan, pemenuhan hak asasi manusia, dan meningkatkan konektivitas.

Kegiatan apa saja yang Anda lakukan untuk pengembangan masyarakat ASEAN?

Pertama, saya mengajak seluruh ketua atau presiden dari asosiasi PR di 10 negara untuk bersama-sama melakukan kegiatan seperti seminar atau konferensi yang membahas tentang isu-isu di negara ASEAN di antaranya gender, keluarga, lingkungan, kebudayaan dan seni. Ini menjadi wadah untuk berdiskusi dan membantu mentransformasikan perbedaan budaya antar bangsa menjadi satu budaya ASEAN.

Selain itu, saya juga membuat standar sertifikasi untuk seluruh PR di ASEAN. Karena saya ingin PR di Indonesia memegang peran penting bagi negara-negara ASEAN untuk memberi arah dan petunjuk. Inilah yang membuat Kementerian Luar Negeri Indonesia memilih saya sebagai wakil untuk ASEAN People’s Award.

Sejak kapan kegiatan tersebut aktif dilakukan?

Kegiatan untuk pengembangan PR di ASEAN mulai aktif sejak Inagurasi ASEAN PR Network bulan Juni 2014. Namun sebenarnya sejak tahun 1997 saya telah berkeliling di negara-negara ASEAN untuk mempererat persatuan PR. Karena saya ingin kita punya standar sendiri di bidang kehumasan yang selama ini masih berkaca pada negara-negara Barat. Sekarang sudah saatnya negara-negara Barat belajar dari PR di ASEAN.

Dampaknya apa saja?

Inisiatif yang dilakukan Indonesia bisa memperkuat persahabatan antar PR di ASEAN. Contohnya, corporate communication dari perusahaan telekomunikasi di Thailand bisa terkoneksi dengan PR dari perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk bertukar informasi. Dari koneksi inilah kita belajar satu sama lain.

Bagaimana tantangan dunia PR memasuki tahun 2016?

Bahwa di dalam PR yang terpenting adalah satu suara secara internal dan kemudian mengkomunikasikannya secara eksternal. Kalau eksternal yang didahulukan sementara internal belum baik, informasi bisa tidak akurat. Kita tidak bisa membuat semua orang mempunyai persepsi yang sama dengan kita, tetapi kalau kita punya informasi yang benar, akurat dan menarik secara otomatis orang akan mengacu pada informasi tersebut. Baik dari pemerintahan, swasta, serta NGO harus mengutamakan informasi yang jelas kepada publik.

Contohnya, informasi pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta masih belum tersedia dengan baik. Padahal informasi harus tetap disediakan meskipun proyek pembangunan ini masih lama untuk selesai. Sehingga publik tahu sudah sejauh mana pembangunan MRT dan kapan bisa digunakan. Ini dapat memberi harapan bagi masyarakat bahwa kapan solusi kemacetan jalan raya di Jakarta bisa teratasi.

Apa saja keunggulan PR di Indonesia?

Sebenarnya tenaga humas di Indonesia sudah lebih banyak dibandingkan negara-negara tetangga. Ini berarti penduduk Indonesia lebih melek humas dibandingkan kawan-kawan kita di negara ASEAN. Kemudian pemanfaatan digital dalam bidang humas juga sudah luar biasa. Seperti Jokowi, Ahok, dan Ridwan Kamil sudah punya akun sosial media sehingga dapat terhubung dengan warganya.

Apa saja yang harus dibenahi dunia PR di Indonesia?

Butuh effort lebih terhadap sistem komunikasi. Butuh pertimbangan yang matang terhadap pengelolaan informasi, apakah informasi yang kita sebar memberi dampak kebaikan atau justru sebaliknya jika kita tidak menginformasikan dengan jelas kepada masyarakat. Dalam PR terdapat istilah “if never been heard, meaning you never said”, jadi selama kita tidak mengungkapkan bagaimana orang bisa tahu kondisi yang terjadi.

Apa saja rencana terkait pengembangan bisnis London School of Public Relations (LSPR) di tahun 2016?

LSPR akan mengembangkan program doktor atau S3. Selain itu, terdapat program pendidikan jarak jauh, yaitu LSPR Innovation Network. Bagi mahasiswa di luar Jakarta dapat belajar dengan metode 50% secara online dan 50% tatap muka. Adapula LSPR Global Network, yang telah bermitra dengan 43 kampus di 43 negara. Sistem online memungkinkan pertukaran program antar kampus. Seperti program postgraduate LSPR bisa ditawarkan di Salford University di Manchester, Inggris dan sebaliknya.

Bagaimana prospek bisnis, khususnya dunia pendidikan bidang humas pada tahun 2016?

Profesi PR memiliki keuntungan berkat era informasi. Semua orang bisa memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang dapat memengaruhi opini publik. Bisa dibayangkan betapa kacaunya jika arus informasi tidak dikelola dengan baik. Hal ini membuat tugas PR menjadi lebih penting dan tenaganya lebih dicari. (EVA)

The post Prita Kemal Gani Menyatukan ASEAN dengan Jaringan PR appeared first on Majalah SWA Online.

Imelda Fransisca Kendalikan Bisnis Properti Olympic

$
0
0

IMG_0287

Selama ini Olympic sudah terkenal dengan brand furniture. Lebih dari 30 tahun, Olympic berjaya di dunia perabotan rumah. Tidak puas dengan satu lini bisnis, kini Olympic tergiur meramaikan industri properti yang dikelola oleh generasi kedua, yakni Imelda Francisca, anak ketiga dari pasangan Au Bintoro dan Wellih Tan, pendiri dari Olympic Furniture.

Saat ini Imelda menjalankan anak perusahaan Olympic Furniture, yaitu Olympic Development sebagai Vice President. Sebelum terjun ke perusahaan keluarga, Imelda sempat berprofesi sebagai bintang iklan, presenter, brand ambassador sejumlah produk, dan sempat menjadi news anchor di Net TV. Pemenang Miss Indonesia 2005 ini juga menulis 2 buku; You Can be Anything and Make Changes dan Modern Mama yang ditulis setelah kelahiran anak keduanya.

Imleda menempuh pendidikan di Ohio State University, Amerika, jurusan Psikologi. Perempuan kelahiran Bogor, 24 September 1982 ini selain hobi menulis, juga bermain bola basket. Baru-baru ini Olympic Development menggandeng HK Realtindo untuk membangun kawasan resendensial di Olympic Commercial and Business District (Olympic CBD), Sentul. Berikut ini nukilan wawancaranya:

Sejak kapan Olympic terjun di bisnis properti?

Sebenarnya tanah di Sentul (Olympic Commercial and Business District) ini sudah kami kelola selama 15 tahun. Tapi, untuk residensial seperti ini, merupakan proyek pertama. Kami menggandeng HK Realtindo karena awalnya saya kenal dengan HK Realtindo sudah lama, pihak keluarga juga mengenal HKR  sudah lama kerena sudah saling kenal dan track record HK Realtindo sudah terbukti kenapa tidak bekerja sama.

Apakah akan membangun kawasan residensial di tempat lain?

Kami ada tanah 200 hektar di Sukabumi. Tadinya kami cari tanah di sana untuk memindahkan pabrik Olympic Furniture yang ada di Bogor karena UMR di Sukabumi lebih rendah. Nah ayah saya sebagai pebisnis bilang kenapa tidak diintegrasikan? Apalagi dengan akan dibangunnya tol Lido akan menjadi masa depan investasi yang baik.

Nantinya akan dibangun kawasan industri dulu seperti yang di Sentul ini baru akan dibangun kawasan komersialnya, karena sekarang kawasan industri sudah banyak yang terintegrasi dengan kawasan industri. Saat ini sudah ada 2 perusahaan yang masuk ke kawasan industri di Sukabumi.

Untuk strategi pemasarannya sedang dibuat, mudah-mudahan semester 2016 awal sudah bisa launching. Tanah bekas pabrik di Bogor yang seluas 20 hektar masih akan digodok dulu rencananya. Sisa landbank di Sentul seluas 20 hektar akan dibangun hotel, resindence, perkantoran, warehouse, ruko dan aparteman. Selain itu kami juga punya tanah di Manado seluas 200 hektar.

Apakah semua anak Pak Au Bintoro terjun ke bisnis keluarga?

Kedua kakak saya fokus di Olympic Furniture, manufaktur, dan ritel karena furniture sudah perahu besar dan butuh lebih banyak orang. Kakak pertama saya, Santo Fransiscus, fokus di marketing dan operasional sedangkan Filian Fransiscus fokus di desain.

Ayah saya sangat nasionalis, beliau ingin produk dalam negeri bisa berjaya di kancah internasional. Furniture kami sudah mulai diekspor ke Australia. Tahun depan mulai akan menggalakkan ekspor. Furniture pasti akan terus berjaya apalagi sekarang properti juga tumbuh terus otomatis demand untuk furniture ada terus. Dengan kenaikan kurs US$, produk kami lebih murah dibanding kompetitor dari luar negeri dan untuk ekspor malah lebih menguntungkan.

Sejak kapan Anda bergabung dengan bisnis keluarga?

Saya baru terjun secara full baru tahun 2015. Tahun lalu saya lebih banyak membantu di Olympic Furniture untuk acara marketing, karena saya masih melalang buana di dunia lain. Saat ini ayah ingin meregenerasi perusaahan, sehingga saat yang tepat bagi saya untuk belajar dari ayah. Banyak yang bilang kok ga dari dulu? Karena saya ingin mencari ilmu dan ingin memperkaya diri dulu. Wawasan saya jadi lebih luas dibandingkan jika seandainya setelah saya lulus kuliah saya langsung masuk ke bisnis keluarga.

Apa hal yang membuat Anda akhirnya memutuskan untuk bergabung?

Yang utama adalah tanggung jawab saya sebagai anak dan asset yang ingin dikembangkan.

Apa konsep yang Anda tawarkan untuk Olympic Development?

Visi saya adalah good product, affordable price, dan good investment. Jadi secara produk kami ingin memberikan produk yang bagus, investasi yang bagus, dan harganya juga terjangkau.

Apakah akan terintegrasi dengan Olympic Furniture?

Tentu saja. Olympic Furniture juga sudah bekerja sama dengan properti yang lain juga. Misalnya hotel Premier di manapun mereka buka cabang furniturenya kami yang pegang.

Apa startegi Anda untuk mengembangkan Olympic Development?

Saya masih baru di sini tentunya saya ingin belajar terlebih dahulu. (EVA)

The post Imelda Fransisca Kendalikan Bisnis Properti Olympic appeared first on Majalah SWA Online.


Paulus Sutisna, Sebut Diri “Pembantu” DBS

$
0
0

Kiprah Paulus Sutisna sebagai seorang bankir profesional tidak perlu dipertanyakan. Pria berusia 50 tahun tersebut sudah berpengalaman lebih dari 25 tahun menduduki berbagai fungsi di industri perbankan mulai dari level bawah hingga menjadi orang nomor satu di bank asal Singapura itu. Ia pernah bekerja di berbagai institusi perbamkan, seperti Citibank, HSBC dan terakhir di DBS Indonesia sebagai direktur utama sejak awal tahun 2015.

Meski sebagian besar kariernya berkaitan dengan layanan pelanggan, baik di corporate banking dan transaction banking, ia juga memiliki keahlian terkait fungsi manajemen kredit dan risiko. Citibank bisa dibilang tempat paling lama ia menimba ilmu. Hampir dua dekade lamanya ia berkarir di Citibank, mulai dari jabatan Management Associate, hingga menjadi Director, multinational group head, Citibank Jakarta.

Awalnya ia tidak menyangka akan berkecimpung di industri perbankan. Maklum latar belakang pendidikannya bukan dari jurusan Financial, melainkan Teknologi. Namun ia percaya bahwa dengan usaha keras, tidak ada halangan bagi seseorang untuk berprestasi. Setiap tantangan akan mudah ditaklukan ketika orang tersebut mau belajar. Beruntunglah ketika itu Citibank punya traning yang baik untuk para karyawannya, di sana ia banyak belajar pengalaman-pengalaman baru. “Saya tidak pernah berpikir (akan) menjadi dirut. Tapi dalam bekerja saya selalu berusaha memberikan yang terbaik,” ujarnya ketika berbincang dengan SWA Online.

Meski sudah berada di posisi atas, tapi secara kepribadian bisa dikatakan Paulus berjiwa rendah hati. Tak main-main, dalam sebuah acara yang dihelat DBS belakangan hari ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, menyebut Paulus sebagai CEO yang sangat down to earth. Rizal menyebut Paulus merupakan pribadi yang suka merendah diri dengan memperkenalkan diri sebagai “pembantu” di DBS.

rsz_1management-committee-paulus-sutisna

Dalam sebuah acara Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan DBS di SDN IV Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, pria lulusan University of Technology Sydney, Australia bahkan tidak segan-segan membaur dengan para karyawan untuk melakukan aktivitas renovasi sekolah. Tak hanya memberikan sambutan, ia juga turun langsung membantu proses pengecatan hingga bersih-bersih sekolah sambil asik berinteraksi dengan para karyawan.

Kepada SWA Online yang mewancarainya usai acara, Paulus mengatakan,  tak banyak perubahan signifikan yang ia lakukan dari segi organisasi di DBS. Ia hanya meningkatkan pola kerja sama antar tim agar tercipta lingkungan kerja yang lebih dinamis. Ia percaya bahwa aset bank terbesar terletak pada sumber daya manusianya. Sumber daya yang telah diseleksi dengan ketat ini, menurut dia, harus diimbangi dengan pola komunikasi yang baik. “Saya lebih perkental teamwork. Misalnya tadinya BOD (Board of Director) sebulan sekali ketemu, tapi saya buat seminggu sekali. Makin banyak kita ketemu, bisa saling bicara, masalah dan peluang bisa didiskusikan bersama,” ujarnya.

Adapun dari segi bisnis dalam jangka panjang ia menargetkan penataan kembali (re-profiling) portofolio DBS. Saat ini kredit di DBS paling banyak disalurkan di corporate banking, atau sekitar 80%. “Ke depan kita tidak mau bergantung corporate banking, jangka panjang saya ingin 1/3 consumer banking, 1/3 small and medium enterprises (UKM) dan corporate banking 1/3,” ujarnya.

Musababnya ia melihat bahwa ke depan ritel dan UKM akan mendominasi pertumbuhan. Maka itu DBS tidak mau kehilangan peluang di dua segmen tersebut. Beberapa strategi pun tengah disiapkan. Salah satunya ia lah mempersingkat tahapan-tahapan kepada para nasabah. “Bukan berarti korporasi tidak akan dikembangkan, Tapi growth di dua itu akan lebih cepat,” ujarnya. (EVA)

Profil

Nama: Paulus Irwan Sutisna

Bandung, April 27, 1964

Education

1985-1988: University of Technology Sydney, Australia

1984: St. George Technical College, Sydney

1980-1983: St. Aloysius High School, Bandung

 

Karir di Bank HSBC Indononesia

2011-2014 Head of Client Management of Global Banking dan

sebagai Co-Head of Cash Management di HSBC Indonesia

 

Karir di Citibank

2005-2011: Director, multinational group head, Citibank Jakarta

2003-2005: Director, GRB/FI group head, Citibank Jakarta

2002–2003: GTS group head, Citibank Jakarta

1999-2001: Senior relationship manager, Citibank Amsterdam

1998-1999 : Business unit head for top tier local corporations and multinational companies, Citibank Jakarta

1994-1997: Business unit head for multinational companies, Citibank Jakarta

1991-1993: Relationship manager, Citibank Jakarta

1991-1991: Risk manager, Citibank Jakarta

1989-1991: Deputy head of credit administration, Citibank Jakarta

1989-1989: Management associate, Citibank Jakarta

 

 

 

 

 

The post Paulus Sutisna, Sebut Diri “Pembantu” DBS appeared first on Majalah SWA Online.

Isyana Bagoes Oka, Kiprah Mantan Jurnalis di Partai Politik

$
0
0

Mayoritas anak muda berpikiran kalau politik itu ‘tua, kotor, dan pandangan negatif lainnya’, pada akhirnya mereka tidak berminat untuk masuk ke sebuah partai. Padahal segala sesuatu bermula dari politik, mulai dari pengambilan keputusan ujian nasional hingga penentuan kurikulum pendidikan.

“Jika anak muda tidak mau masuk politik, nanti yang membuat kebijakan orang itu lagi itu lagi,” papar Isyana Bagoes Oka, Founder PSI (Partai Solidaritas Indonesia) ketika ditemui selepas menjadi pembicara di IYC (Indonesia Youth Conference) 2015.

Isyana Bagoes Oka, Founder Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Isyana Bagoes Oka, Founder Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Ketertarikannya di dunia politik muncul ketika ia menjadi seorang jurnalis televisi nasional yang mengharuskannya melakukan liputan di istana presiden. “Saya memang sudah lama bersentuhan dengan dunia politik, liputan di istana, saya senang karena disana intrik dan info politik terakhir bisa didapat,” ujarnya.

Satu dua penawaran untuk masuk ke partai politik pun datang kepadanya, tapi saat itu ia masih belum berani untuk menerima.”Saya takut tercebur atau diceburkan lawan politik,”tambah perempuan kelahiran Jakarta, 13 September 1980 ini.

Tetapi setelah pemilu tahun 2014 kemarin kubu terbelah menjadi dua, ia menjadi berpikir bahwa banyak pemimpin daerah yang ternyata memiliki kemampuan memimpin di timgkat nasional dan ingin maju menjadi seorang presiden tetapi tidak dapat tiket dari partai politik, dan partai politik adalah satu-satunya cara untuk dapat meloloskan orang ke tingkat nasional.

“Ini yang membuat saya dan teman-teman, salah satunya ialah Grace Natalie, mantan anchor bentuk PSI untuk membuat ‘kendaraan’ yang dapat mengantarkan orang baik yang mampu memimpin untuk menjadi presiden,” ungkapnya.

Jika partai PSI lolos verifikasi, mereka akan membuat semacam survei untuk melihat siapa sebenarnya yang ingin dimajukan oleh masyarakat luas untuk menjadi presiden.

Pengagum anchor CNN, Sara Sidner dan Christine Amanpour ini mengaku bahwa kendala memasuki partai politik adalah ia biasa bertanya, sekarang lebih banyak ditanya. Secara umum seni berkomunikasi antara seorang jurnalis dan politikus tidak berbeda jauh namun memiliki tujuan yang berbeda.

Untuk partai barunya ini, ia dan anggota yang lain sedang fokus membentuk struktur, baik di tingkat kecamatan hingga provinsi, juga mengurus berkas untuk lolos verifikasi di Departemen Hukum dan HAM serta KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Sudah satu tahun ini, PSI berhasil membentuk di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, dan sedang mulai masuk ke kecamatan untuk raih anggota sebesar 50 persen. “Kami kerja berat, tetapi karena didukung banyak anak muda jadi saya dan pendiri lain merasa sangat terbantu,” ujarnya

PSI punya syarat khusus untuk menjadi anggotanya. Kedua syarat ini yang menjadi pembeda dengan partai politik lainnya, yaitu pengurus PSI tidak boleh menjadi pengurus aktif di partai manapun sebelumnya dan usianya tidak boleh lebih dari 45 tahun. Alasannya karena Gen Y dapat bergerak cepat, dinamis, dan tidak gagap teknologi.

Untuk menarik minat anak muda, PSI melakukan sosialisasi melalui media sosial. Beberapa waktu lalu, PSI membuat kopi darat nasional yang mengajak para anggota mudanya dari seluruh Indonesia untuk berkumpul di Jakarta, dimana yang menjadi pembicara ialah Wishnutama, CEO Net TV.

Padahal menurut Isyana, Wishnutama sebelumnya tidak mau berhubungan dengan dunia politik, tetapi karena yang datang anak muda, ia mau berbagi. “Yang kami butuh adalah orang-orang yang memiliki itikad baik untuk ubah negara ini,” tutup perempuan lulusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia ini. (EVA)

The post Isyana Bagoes Oka, Kiprah Mantan Jurnalis di Partai Politik appeared first on Majalah SWA Online.

Dwi Ardiansyah, Balik ke Indonesia Bawa Berkah

$
0
0

Passion membuat pekerjaan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Toh, mencapai passion membutuhkan jalan panjang. Dwi Ardiansyah, Head of Business development Twitter South East Asia, membuktikan bahwa jalan panjang dan berliku tersebut dapat dilalui asalkan mau bekerja keras. Pria kelahiran Jakarta 17 November 1977 ini bahkan bercerita bahwa awal kariernya jauh dari pekerjaanya saat ini.”Saya dulu bekerja sebagai programmer di radio dan lekat dengan dunia entertainment,” jelasnya sambil tertawa.

Menurutnya, jaringan dan pengalaman di dunia entertainment menjadi fondasi yang kuat sebagai Head of Business di Asia. Awalnya ia berkeinginan untuk bekerja di perusahaan teknologi. Asiknya, pintu pun terbuka saat industri content creative booming di Indonesia.

Twitter

Kala itu, Dwi masih menjabat sebagai programmer di Hard Rock FM. Tapi, dia berani mengubah haluan dan masuk ke Infokom. Dari sini ia pun berkeliling dari satu perusahaan asing ke perusahaan asing yang lain, hingga akhirnya masuk ke dunia marketing social media melalui Bubbly, yaitu sosial media yang berbasis pada pengiriman suara. Dalam waktu satu tahun, ia pun berhasil menjabat sebagai Head of Marketing Social Media dan pindah ke Singapura.

Saat perusahaan diakuisisi, ia pun memutuskan untuk pulang kampung. Baginya, balik ke Indonesia merupakan suatu kesempatan yang tak ingin dilewatkan begitu saja. Ayah dua anak ini menuturkan bahwa banyak teman-temannya yang menolak pulang ke Tanah Air dengan berbagai alasan, seperti gaji turun, sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai, dan sebagainya.

Namun, bagi pria lulusan IT UPH Tangerang ini, percaya bahwa pulang ke Indonesia tak akan mengurang rezeki atau kesempatan mengembangkan kemampuannya. Sekembalinya ke Indonesia, ia pun bergabung dengan neo@olgivly dan menjabat sebagai Head of neo@ogilvy Indonesia. Baru 4 bulan menjabat, ia pun kembali mendapatkan kesempatan emas lain yaitu sebagai Head of Business Development di South-East Asia.

Baginya, bergerak di bidang dunia digital memberikan banyak kesempatan untuk belajar.”Dunia digital sangat berkembang dan setiap hari selalu ada sesuatu yang baru,” dia berujar. Menurutnya, Twitter secara perusahaan juga terus berkembang, sehingga tantangannya adalah bagaimana yang terjadi bisa dikomunikasikan dengan baik bagi orang-orang yang ada di ekosistem.

Sebagai orang digital pun, terkadang ia merasa kesulitan untuk mengetahui informasi terbaru tersebut. Tak heran bila Twitter bersinergi dengan banyak media dan menurutnya tantangan seperti ini pun dihadapi oleh sosial media yang lain. Baginya, setiap media sosial memiliki peran dan fungsinya masing-masing.

Di Twitter sendiri ada 4 role utama yaitu real time, open, conversational, dan distributed. Konten di Twitter merupakan konten yang real time, kedua open karena semua orang bisa melihat konten dari masing-masing akun yang ada, bahkan tanpa harus memiliki akun terlebih dahulu. Ketiga, conversational, di mana hal apapun bisa diperbincangkan di Twitter. Terakhir adalah distribution, lantaran konten Twitter bisa didistribusikan di manapun dan kapanpun, seperti trunning text di televisi.

“Orang Indonesia pun menyadari pentingnya peran Twitter dalam kehidupan mereka. Salah satunya alam kehidupan berbisnis, sebelum mulai menjadi tren, orang Indonesia sudah mulai memanfaatkan  sebagai media berpromosi atau berjualan,” jelas Dwi.

Tak heran bila pada tahun 2014 lalu Indonesia menjadi negara kedua yang bisa meraih golden tweets atau tweet paling banyak di seluruh dunia. Baginya seluruh pengalaman ini merupakan pengalaman yang berharga. Pria asal Garut ini pun berharap agar selalu bisa membagi pengetahuan yang dimilikinya kepada orang banyak. “Secara personal saya ingin share ke banyak orang,” ucapnya. (EVA)

The post Dwi Ardiansyah, Balik ke Indonesia Bawa Berkah appeared first on Majalah SWA Online.

Ini Tiga Serangkai Pendiri Startup Lokal

$
0
0

Natalia305Berawal dari ngumpul-ngumpul di kedai kopi, Natali Ardianto, Nuniek Tirta, dan Aulia Halimatussadiah membuat sebuah komunitas startup yang dinamai Startup Lokal di April 2010. “Kami bertiga memiliki background di dunia startup,” ujar Nuniek Tirta.

Ollie (panggilan dari Aulia Halimatussadiah) adalah founder Kutubuku.com, Natali bekerja sebagai CTO di Tiket.com, dan Nuniek mengelola blog. Awalnya mereka bertiga ketemu di kedai kopi, lalu memutuskan untuk ketemu lagi minggu depan. Tercetuslah ide untuk ajak penggiat startup yang lain lewat Twitter.

Respon dari ajakan lewat Twitter tersebut tenyata cukup banyak di pertemuan pertama ada 33 peserta yang datang. Tempat bertemunyapun hanya di kafe. Seiring berjalannya waktu, peserta yang datangpun bertambah hingga ratusan, sehingga pertemuannya dibuat menjadi workshop dan panel discussion. Dari 33 peserta yang datang, sekarang sudah ada 200 lebih peserta yang datang per bulan.

Peserta yang datang berasal dari kalangan, ada yang dari praktisi internet, korporasi penggiat startup, investor, pemerintah, dan desainer. “Startup Lokal ini ibaratnya seperti melting pot karena di sini adalah tempat berkumpulnya   praktisi internet, korporasi penggiat startup, media, investor, pemerintah, dan desainer. Tujuannya adalah networking karena kadang di startup lokal ini ada juga yang menjadi co-founder. Jadi yang tadinya developer ,di sini ketemu desainer lalu ketemu, lalu akhirnya mereka buat startup mereka sendiri,” jelas Natali.

Sudah banyak startup di Indonesia yang terbentuk karena pertemuan para foundernya di Startup Lokal. Sebagai contoh, para founder dari Telunjuk.com pertama kali bertemu di program inkubator yang juga diadakan oleh Startup Lokal. Sekarang mereka sudah 2 kali di beri investasi oleh orang Jepang.

Untuk mengikuti pertemuan yang diadakan setiap bulannya, Startup Lokal tidak memungut biaya sama sekali. Berutung setiap mengadakan pertemuan, ada sponsor yang menawarkan diri. “Siapapun bisa datang tanpa syarat dan gratis bahkan kami menyediakan konsumsi untuk setiap peserta. Kami sebagai organisasi sifatnya pro bono. Jadi tidak mengambil keuntungan. Karena saya percaya jika meetup ini tidak diadakan secara rutin maka industri akan berjalan tanpa ada api untuk bisa meneruskan industi startup di Indonesia. Untungnya masih banyak perusahaan yang concern di bidang startup yang bersedia untuk menjadi sponsor,” ujar Nuniek.

Pembicara yang didatangkan bukan sembarang orang. Founder startup Buffer App dari Sillicon Valley pun sempat meminta sesi untuk menjadi pembicara. “Ini membuktikan Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata untuk IT. Tiap bulan kami sudah menyiapkan topic yang berbeda. Untuk pembicaranya , kami biasa mengundang teman-teman yang startupnya sudah berjalan untuk bisa sharing sesuai dengan topik yang sudah kami siapkan tiap bulannya.  Jadi ada shifting, tadinya temen-temen yang datang pertama kali sebagai peserta sekarang gantian jadi pembicara karena mereka sudah punya banyak ilmu untuk dibagikan kepada teman-teman yang baru mulai,” kata perempuan yang saat ini sedang mengambil gelar masternya di bidang Psikologi Konseling di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.

Natali mengatakan bahwa banyak orang yang berpotensi di bidang IT dan bisa membuat produk apapun, namun, jika disuruh untuk menjualnya mereka tidak bisa. Mereka tidak tahu pasarnya ada atau tidak. Ia menyarankan untuk mencari pasar dan masalahnya dulu baru membuat produk. “Kami percaya semua berasal dari masalah lalu dicari solusinya, karena ini startup jadi permasalahan diselesaikan dengan digital. Ada yang mau buat media sosial atau aplikasi chat. Pertanyannya, apakah kita perlu media sosial dan apllikasi chatting lagi? Padahal masalah di Indonesia banyak loh”.

Dalam menjalankan Startup Lokal ini, Natali, Nuniek, dan Ollie dibantu oleh 3 orang binaan mereka untuk mengelola media, IT, dan event. Kedepannya, Startup Lokal ingin menjadi wadah untuk mengimplementasikan metodenya secara pentahelix, yaitu merangkul 5 pilar; startup, bisnis, pemerintah, media, dan akademi. (EVA)

 

 

 

The post Ini Tiga Serangkai Pendiri Startup Lokal appeared first on Majalah SWA Online.

Mantan CEO Perusahaan Busana Muslim Jadi Bos Baru PT Pos

$
0
0
GROUP DUDUK2

Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk Gilarsi Wahyu Setijono sebagai Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero). Gilarsi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN hasil Rapat Umum Pemegang Saham PT Pos Indonesia (Persero) Nomor : SK-229/MBU/11/2015 tentang Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pos Indonesia (Persero).

Gilarsi adalah profesional berpengalaman dan pernah menduduki jabatan penting di beberapa perusahaan global terkemuka, yaitu sebagai Business Excellence Director Philips Lighting Asia Pacific dan Managing Director untuk wilayah Thailand, China dan Filipina di perusahaan investasi Merrill Lynch Investment.

GROUP DUDUK2

Gilarsi Wahyu Setijono , Dirut PT Pos Indonesia (duduk tengah pegang tablet)

Sebelum ditunjuk sebagai orang nomor satu di BUMN yang bergerak di jasa pengiriman surat dan barng itu, Gilarsi yang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini adalah CEO PT Shafira Corporation Enterprise dan menjadi sosok di balik kebangkitan perusahaan ritel busana tersebut.

Lantas apa yang mendorong Gilarsi mau menjadi CEO PT Pos Indonesia? “Panggilan merah putih,”  ucapnya saat ditanya alasan tertarik bergabung dengan Pos Indonesia.

Lama tinggal di luar negeri lantas membuat Gilarsi ingin pulang ke Indonesia untuk melakukan sesuatu. Ia bercerita tahun 2005 ada satu momen yang saat itu dirinya ingin sekali pulang ke Indonesia untuk membantu membenahi perusahaan BUMN di Tanah Air. “Waktu itu, saya di Shanghai. Ada peristiwa di mana Garuda Indonesia tidak boleh landing di Eropa dengan alasan security, saya kesal sekali. Jadinya, saat itu saya ingin kerja di Garuda untuk membantu membenahinya,” kenang Gilarsi.

Sukses membangun kembali perusahaan busana muslim Shafira yang sempat terpuruk, Gilarsi sebagai Dirut Pos Indonesia memandang opportunity luar biasa dalam bisnis ini karena mempunyai 4.500 kantor Pos yang berada dari Sabang hingga Merauke. Menurutnya Pos juga mempunyai misi mulia, karena bisa menjangkau hingga ke pelosok-pelosok negeri

Masyarakat pada umumnya menyebut PT Pos sebagai raksasa yang tidurnya kepanjangan. Akan tetapi, di mata Gilarsi berbeda. “Saya melihat PT Pos adalahi raksasa yang tidak diurus, raksasa yang tidak sadar dirinya kuat, Jadi harus dibangunkan, karena saya melihat potensi PT Pos ini luar biasa. Jadi di kantor Pos yang harus pertama dilakukan adalah membangkitkan awareness untuk dibangunkan,” dia menegaskan.

Awal masa kerjanya, pria kelahiran 10 Februari 1962 ini mengaku langsung melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan merangkul semua elemen untuk bergerak membangun ketertinggalan kantor Pos dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ia mengumpulkan sekitar 400 orang untuk menyampaikan apa yang sedang terjadi di kantor pos, mengenai bisnis landscape dengan kompetitor. Selain itu, melakukan video conference dengan semua regional.
“Pada hari yang sama saya melakukan video conference semua region saya kumpulkan, seminggu kemudian saya mengundang top 100 nya Pos untuk bikin workshop tiga hari. Kami harus memulai tidak hanya membangun sebuah impian,  tapi juga membangun bagaimana kita mencapai impian itu. Saya merasakan super semangatnya di PT Pos sekarang,” ujarnya.

Adapun strategi yang akan dibangun ke depannya, salah satunya soal teknologi. Menurutnya teknologi ini memang salah satu bottle neck, sehingga nanti pihaknya bakal menggandeng Telkom untuk memecahkan bottle neck tersebut. Tak hanya itu, cara lain dengan melakukan pendekatan dengan universitas-universitas.

“Kami juga gandeng perguruan tinggi-perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Perguruan tinggi kan punya pendekatan yang harusnya akademis, 10 langkah di depannya industri. Jadi, saya ingin menjadi sebuah jembatan menuju transformasi PT Pos ke depa . Perubahan ini harus memberikan peran yang besar,” jelasnya.

Dengan merubah tagline Pos Indonesia menjadi “We Carry Mission”, ia berhadap kelak permasalahan demi permasalahan PT Pos Indonesia dapat diselesaikan secepat mungkin “Memang agak lama, tapi saya targetkan harus selesai dua sampai tiga tahun ke depan. Target saya dalam lima tahun nanti PT Pos harus mendekati 10 persennya DHL,” ujar Gilarsi berharap. (EVA)

The post Mantan CEO Perusahaan Busana Muslim Jadi Bos Baru PT Pos appeared first on Majalah SWA Online.

Viewing all 466 articles
Browse latest View live